Minggu, 21 April 2024

REOG IN SOLO : Lautan Manusia Memenuhi Halaman Balaikota Surakarta

REOG IN SOLO : Lautan Manusia Memenuhi Halaman Balaikota Surakarta

 (Penampilan salah satu peserta di acara Reog In Solo yang diselenggarakan di halaman Balaikota pada Sabtu (20/4) / Dok. Ara)

Lpmvisi.com, Solo — Balaikota Surakarta pada Sabtu, 20 April 2024 kembali dipenuhi dengan ratusan manusia yang berkumpul untuk menonton pertunjukan Reog In Solo. Acara Reog In Solo sendiri dimulai pada tanggal 19 sampai 20 April 2024 dimulai pukul 15.30 sampai selesai. Isi acara langsung dimulai dengan penampilan-penampilan dari berbagai komunitas reog yang berpartisipasi pada acara tersebut. 


     Seperti yang kita tahu, Balaikota Surakarta seringkali menjadi tempat acara-acara besar di Solo serta menjadi tempat umum bagi warga Solo sendiri. Biasanya pula acara-acara yang diadakan di Balaikota tidak jauh-jauh dari kebudayaan Solo itu sendiri, seperti keroncongan, wayang dan lain sebagainya. Namun, kali ini Balaikota Surakarta menyajikan acara kebudayaan yang berasal dari Ponorogo, yaitu Reog. Reog sendiri merupakan sebuah tari tradisional yang dikemas dalam sebuah tari pertunjukan dengan menggunakan topeng besar berbentuk harimau dengan hiasan bulu merak. 


     Reog In Solo merupakan salah satu acara yang langsung diberi izin oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai wujud pelestarian budaya serta pengenalan budaya di luar daerah. Reog In Solo diadakan 2 hari tepatnya pada Jumat, 19 April 2924 sampai Sabtu, 20 April 2024 dimulai pukul 15.30 dan selesai pada malam hari. Acara Reog In Solo ini mendapat antusiasme yang luar biasa dari warga Solo, terbukti dengan banyaknya manusia yang berkumpul di Balaikota pada malam hari ini. Sofi (21), seorang mahasiswa Solo yang berasal dari Kebumen menambahkan bahwa, “Saya baru pertama kali ini lihat Reog di Solo padahal Reog kan dari Ponorogo saya penasaran aja Reog itu gimana, itu juga alasan saya kuliah di Solo banyak acara-acara budaya,".



     Acara ini begitu ramai sehingga dipadati oleh kendaraan parkir maupun warga yang berjubel ingin melihat secara dekat pertunjukan tersebut. Seluruh penjuru Balaikota pun dipenuhi manusia-manusia dari berbagai kalangan mulai dari balita, dewasa, hingga usia lanjut. Meskipun acara Reog In Solo terbilang sukses, dilihat dari jumlah penonton, beberapa dari warga mengeluhkan kondisi lapangan Balaikota yang semakin sesak. Demikian pula dengan Sofi (21) menjelaskan, “Ya, meskipun saya antusias yaa buat nonton Reog tapi kondisi lapangan untuk penonton ini sangat kurang pengkondisiannya, sehingga harus berjubel dan bahkan desak-desakan, itu sangat tidak nyaman bagi penonton,” pungkasnya.


      Kendati demikian, dari sebelum  acara sampai berlangsungnya acara, halaman Balaikota tedap dipenuhi warga yang menonton. Antusiasme warga juga terlihat ketika menonton reog sambil berdiri tanpa beranjak sedikitpun seolah-olah tidak ingin melewatkan pertunjukan tersebut. Sofi (21) kembali menambahkan untuk kedepan harapannya acara ini terus berlanjut dengan pengkondisian lapangan yang lebih luas dan nyaman bagi penonton. (Ara)




Jumat, 19 April 2024

Momentum Jalin Silaturahmi dan Halalbihalal FISIP UNS

Momentum Jalin Silaturahmi dan Halalbihalal FISIP UNS

(Sesi Dokumentasi Silaturahmi dan Halalbihalal Keluarga Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret pada Kamis (18/4) / Dok. Ayesa)

Lpmvisi.com, Solo – Keluarga Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) menyelenggarakan Silaturahmi dan Halalbihalal sebagai momentum untuk menjalin tali kekeluargaan dan budaya yang dilakukan seusai bulan Ramadan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang Aula Gedung M. Sartono Lantai 2 FISIP UNS pada hari Kamis, 18 April 2024. 

Plt. Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS, Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si turut menghadiri dan memberikan sambutan di dalam kegiatan silaturahmi dan halal bihalal ini. Kegiatan ini juga dihadairi oleh jajaran Dosen FISIP UNS, Purna Dosen FISIP UNS, Tenaga Pendidik FISIP UNS, Purna Dosen FISIP UNS, Dharma Wanita Persatuan UNS, Perwakilan Mahasiswa FISIP UNS melalui UKM dan Organisasi Kemahasiswaan FISIP UNS.

Di dalam rangkaian kegiatan silaturahmi dan halalbihalal juga terdapat sesi tausiah yang disampaikan oleh Dosen Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Raden Mas Said), Nur Muhlasin, S.Psi., MA. Dengan mengusung tema “Hikmah Halalbihalal ditinjau dari perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan keagamaan”. Di dalam tausiah tersebut, Nur Muhlasin menyampaikan sejarah berkembangnya tradisi halalbihalal di Indonesia dan esensi dalam memaafkan sesama.

Harapan dalam kegiatan silaturahmi dan halalbihalal ini adalah untuk menjalin harmonisasi hubungan persaudaraan dan kekeluargaan di dalam Keluarga Besar FISIP UNS dengan saling bertemu dan saling memaafkan. (Ayesa)




 

Kamis, 18 April 2024

Edelweiss

Edelweiss

 

(Bunga Edelweiss/Dok. Pinterest)


Oleh: Diva Azzahra

Sebut namaku dengan sepenuh jiwa

Akan kutukar dengan ketulusan cinta yang kupunya

Yang takkan lekang oleh masa

Atau sirna ditelan guratan senja

Cintaku tak mengenal kata fana


Sebut aku edelweiss, si bunga keabadian

Meramu cinta dengan penuh pengorbanan

Mengikrarkan hidup untuk sebuah pengabdian

Tanpa pernah takut akan datangnya kematian

Sebab, terjalnya bebatuan telah membawaku pada kekekalan


Bagiku cinta adalah pengabdian paling indah

Namun, bukan berarti hidupku bisa dipetik dengan serakah

Cintaku turut merimbun bersama bunga-bunga yang rekah

Merangkai kelopak demi kelopak menjadi sebuah kisah

Sebut diriku edelweiss, yang mendekap cintanya dalam keabadian sejarah



Minggu, 07 April 2024

Antusiasme Rombongan Zakat Fitrah Keraton Ikut Memadati Jalan Supit Urang

Antusiasme Rombongan Zakat Fitrah Keraton Ikut Memadati Jalan Supit Urang

(Laju kendaraan di depan gerbang depan jalanan Supit Urang terpaksa terhenti sejenak, dikarenakan terdapat rombongan Keraton yang melaksanakan Tradisi bagi Zakat Fitrah kepada masyarakat yang diadakan tepat pada hari Sabtu (6/4) / Dok. Ara)  
Lpmvisi.com, Solo – Para pengendara yang melaju dari arah dalam keraton dan dari arah jalanan Supit Urang terpaksa harus berhenti sejenak. Hal tersebut disebabkan  para pengendara diharuskan memberi jalan untuk rombongan Keraton yang berasal dari Masjid Agung berjalan menuju ke dalam Keraton.


Keraton Kasunanan Surakarta kembali menggelar acara yang tiap tahunnya rutin diadakan setiap menjelang lebaran, yaitu Bagi Zakat Fitrah. “Biasanya habis selikuran itu diumumkan kalo ada acara kayak gini terus nanti ada gunungan,” ungkap Kanjeng Kus (53), yang masih mempunyai darah kerabat dari keraton. Acara Bagi Zakat Fitrah tersebut dihadiri oleh para utusan raja, Sentono, maupun Abdi Dalem untuk menyerahkan Zakat Fitrah ke Masjid Agung. Acara ini dimulai sebelum tarawih, berjalan dari dalam keraton sampai kira-kira waktu pukul 20.00.


Rombongan keraton juga dilengkapi dengan kostum berwarna serba putih serta para abdi dalem yang menyanggah kotak tempat di pundaknya yang berisi ubo rampe yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat sekitar. “Ubo Rampe itu ya jajanan pasar nanti dibagi ke masyarakat ya kayak kacang panjang,” tambah Kanjeng Kus saat diwawancarai di depan keraton. 


Keadaan waktu itu cukup ramai di sekitar jalan Supit Urang dan keraton dipadati oleh beberapa pengendara yang lewat serta warga yang memang ingin menyaksikan rombongan keraton. Antusiasme warga sekitar juga dapat dilihat dari banyaknya warga yang mendokumentasikan rombongan keraton tersebut. Kanjeng Kus (53) kembali menambahkan, “Ya ini banyak lihat ke tempat lokasi tapi biasanya gini itu spontanitas datang ke sini.” Acara keraton sendiri dalam setahun sekali mempunyai banyak acara, membuat warga sekitar terbiasa dengan acara-acara keraton. “Di media kan juga disiarkan, Mbak. Keraton ini saja setahun itu ada 10 atau 11 acara. Jadi, (mereka) pada tahu dan ke sini,” Kanjeng Kus (53) kembali menambahkan. Antusiasme warga serta banyaknya rombongan yang memadati jalan menjadi bukti bahwa tradisi turun temurun keraton tidak lengkang oleh waktu.


Pelaksanaan acara Bagi Zakat Fitrah, yang merupakan tradisi turun-temurun di Keraton, merupakan salah satu cara bagi keraton untuk memelihara adat istiadat yang telah ada sejak zaman dahulu. Tradisi ini tidak hanya tidak meninggalkan kesan buruk, melainkan juga disambut dengan antusiasme oleh warga sekitar yang berupaya mempertahankan warisan tradisi mereka. (Ara)


Jumat, 05 April 2024

Kemacetan Turut Ramaikan Pasar Ramadan di Belakang Kampus UNS Kentingan

Kemacetan Turut Ramaikan Pasar Ramadan di Belakang Kampus UNS Kentingan

(Jalanan sekitar gerbang belakang kampus UNS Kentingan dipadati kendaraan, pedagang, dan pejalan kaki, sehingga kemacetan tak terhindarkan pada Selasa (2/4) / Dok. Rojwa)


Lpmvisi.com, Solo  ̶  Kemacetan telah terjadi di sepanjang jalan raya sekitar pintu belakang kampus utama Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo setiap sore selama bulan Ramadan tahun ini. Para pengguna jalan yang melintasi area tersebut dilanda ketegangan dan kekesalan akibat lamanya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan.

Kepadatan lalu lintas yang terjadi di sepanjang jalan Ki Hajar Dewantara sudah menjadi pemandangan yang biasa ditemui. Jalan raya yang melalui 3 perguruan tinggi itu selalu ramai kendaraan, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Namun, kepadatan kendaraan yang melintas semakin meningkat di bulan Ramadan, terutama di sekitar pintu belakang UNS, bahkan sering kali timbul kemacetan.

Kemacetan tersebut kemungkinan dipicu oleh peningkatan volume kendaraan yang menuju area tersebut saat mendekati waktu berbuka puasa. Para mahasiswa dan warga sekitar berbondong-bondong memenuhi jalanan untuk berburu kudapan berbuka puasa. Tidak hanya itu, para pedagang takjil yang mendadak memenuhi bahu jalan maupun trotoar turut berkontribusi menjadi sumber kemacetan. Hilangnya akses bagi pejalan kaki, membludaknya pengendara, dan berkurangnya luas jalan adalah awal mula kemacetan terjadi. Nat (18), berpendapat, "Gerbang belakang macet karena banyak penjual takjil membuka lapak di sepanjang jalan. Para pencari takjil otomatis berhenti di tepi jalan, hal itulah yang menyebabkan kemacetan."

Ketegangan sering terjadi ketika jalanan semakin padat, waktu semakin malam, dan orang-orang mulai kelelahan. Puncak kemacetan biasanya terjadi pada pukul 17.00 hingga 18.00 WIB.  Tidak jarang pengguna jalan bersikap egois demi memenuhi keinginannya untuk segera tiba di tempat tujuan. Nat menambahkan, “Saya sebagai pejalan kaki merasa dirugikan karena banyak pengendara yang tidak mau mengalah kepada para pejalan kaki yang hendak menyebrang. Meskipun kendaraan berhenti, tapi mereka tidak memberikan ruang yang cukup.”

Para pengguna jalan juga menyoroti kurangnya penanganan dari pihak berwenang dalam mengatasi masalah ini. Meskipun telah dilakukan beberapa upaya seperti adanya petugas pengatur lalu lintas, tetapi kemacetan tetap menjadi permasalahan utama yang belum terselesaikan sepenuhnya. Beberapa usulan penyelesaian seperti peningkatan kapasitas jalan, pengaturan arus lalu lintas yang lebih baik, dan promosi penggunaan transportasi umum sebaiknya dipertimbangkan untuk mengurangi dampak kemacetan yang terjadi. “Kemacetan dapat dikurangi dengan cara menyediakan area luas untuk parkir kendaraan orang-orang yang ngabuburit, sehingga tidak lagi berdesakan,” Nat kembali membagi pendapatnya.

Situasi kemacetan yang berkepanjangan di jalan raya pintu belakang kampus UNS selama bulan Ramadan 2024 seharusnya menjadi perhatian serius bagi pihak terkait. Diperlukan upaya konkret dan kolaborasi antara pemerintah, kampus, dan masyarakat untuk mencari solusi yang efektif guna mengatasi masalah ini dan memastikan kelancaran lalu lintas di wilayah tersebut. (Rojwa)