Kamis, 02 Mei 2024

Sastra Jepang yang Ku Inginkan

Sastra Jepang yang Ku Inginkan

 

(Tulisan Hiragana pada Bahasa Jepang/Dok. Pinterest)

Oleh: Mohandish Mozart Muthahhari Ahmad


Aku merupakan seorang politikus

Politikus yang belajar sosiologi

Belajar mengenai kehidupan masyarakat

Sekaligus belajar makna hidup


Semua akan terasa indah

Apabila kita bertemu pujaan hati

Aku tersadar akan sesuatu

Kalau aku menyukai Sastra Jepang


Aku mulai membaca buku

Membaca mengenai buku Kanji

Disana aku pelajari Hiragana Katakana

Dari Watashi sampai Anata


Aku bertemu seseorang

Seseorang yang aku maksud

Mukanya cerah sangat cantik

Membuat hatiku bersenyum ria


Semoga saja, ada waktu berputar

Ketika aku menjadi seorang sosiolog

Sosiolog yang melakukan penelitian

Meneliti tentang dirimu, wahai Sastra Jepang


Rabu, 01 Mei 2024

Civitas Akademik UNS, Ayo NOBAR Indonesia VS Irak Gratis!!!

Civitas Akademik UNS, Ayo NOBAR Indonesia VS Irak Gratis!!!


(Poster Nonton Bareng Indonesia vs Irak dari BEM UNS/Dok. BEM UNS)

Lpmvisi.com, Solo  – BEM UNS menggelar Nobar (Nonton Bareng) sepakbola Timnas U23 Indonesia yang akan melawan Irak dalam ajang perebutan juara ke tiga Piala Asia U23 2024. Pergelaran Nobar berlangsung di Auditorium UNS pada hari Kamis (2/5/2024).


Pergelaran Nobar dibuka tanpa memungut biaya apapun. Mengundang seluruh Civitas Akademik UNS, penonton diizinkan hadir mulai pukul 18.30 WIB dengan pertandingan yang akan dimulai pada pukul 22.00 WIB


“Boleh sih pakai jersey biar seru aja. Kalau nggak ada nggak apa-apa, gas aja," ujar Salma (20), salah satu pengurus BEM UNS. Adapun ketentuan yang wajib dipatuhi saat menonton pertandingan yaitu dilarang merokok, membawa minuman keras, dan meninggalkan kotoran. (Sevina)






Selasa, 30 April 2024

Andai Mencintai Semudah Itu

Andai Mencintai Semudah Itu

 

(Gambar hati/Dok.Pinterest)

Oleh: Mohandish Mozart Muthahhari Ahmad


Cinta, seperti hati yang membara

Membara dari jauh, dekat di hati

Hati pun berkata, akupun bercinta

Mencintai seseorang yang kuinginkan


Aku bercita-cita menjadi seorang sosiolog 

Membayangkan mencintai seorang sastrawan

Rasanya bagaikan Paduan kopi dan teh

Bisa diminum, namun perlu perjuangan


Aku pun terus tersenyum sendirian

Tersenyum melihat muka sastrawan yang indah

Indahnya bagaikan bidadari dari langit

Yang turun ke bumi untuk bertemu


Lantas aku pun mulai melangkah

Melangkah membaca Hiragana Katakana

Membayangkan aku berbahasa Jepang

Hanya demi memikat sang bidadari


Namun terkadang, cinta tak kunjung indah

Tidak indah karena penuh tantangan

Kesana kemari ku akan penuhi

Demi melamar sang sastrawan


Aku Belajar Ilmu Budaya

Aku Belajar Ilmu Budaya

 

(Seseorang sedang menulis/Dok. Pinterest)

Oleh: Mohandish Mozart Muthahhari Ahmad


Perkenalan, aku seorang penulis

Sang penulis yang belajar politik

Ia pun cukup rajin belajar

Belajar sosiologi dan politik


Aku mulai memahami makna cinta

Kemudian aku belajar Ilmu Budaya

Rasanya, aku sangat bersemangat

Hanya demi dia sang Ilmu Budaya


Sebenarnya, aku sangat mencintainya

Aku ingin sekali bertemu sastra

Sastra yang ku cari cukuplah jauh

Ia bernama, Sastra Indonesia


Aku pun membayangkan sesuatu

Membayangan pertemuan yang indah

Antara Ilmu Budaya dan Ilmu Politik

Yang seharusnya, kita Bersatu


Aku pun mulai berjanji kembali

Berjanji terhadap sang Ilmu Budaya

Apabila aku mempunyai kesempatan

Akan kuraih pujaan hatinya


Tarian Tradisional Indonesia hingga Mancanegara Sukses Tarik Perhatian Pengunjung dalam Perhelatan 24 Jam Menari di ISI Surakarta

Tarian Tradisional Indonesia hingga Mancanegara Sukses Tarik Perhatian Pengunjung dalam Perhelatan 24 Jam Menari di ISI Surakarta

https://lh7-us.googleusercontent.com/Q7UhslRTXlxo67fIqw-nUmTI3LpVDbXd4lj3zev71SLcy-Tn4xjem8RunqMX-J57D0nftShSQIOn-8HNLLcmqGe6rFXH9pKnoT3i3R0E4FfCB5Q0c02CuRIZBynabQPuwMZJPBgrlkusMXFq9mRmsgU
(Penampilan “Bhikkhuni” di Teater Besar ISI Surakarta pada Senin (29/4) dalam perhelatan 24 Jam Menari / Dok. Rojwa)

Lpmvisi.com, Solo – Untuk memperingati Hari Tari Dunia yang jatuh pada hari Senin (29/4) lalu, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar acara berskala besar. Pagelaran akbar yang dinamai 24 Jam Menari itu mengusung tema “Skena Menari: Bersua, Bercengkrama, Berkelana”. Tema tersebut diambil karena melihat kehidupan anak muda yang gemar bersua, bercengkrama, dan berkelana. Harapannya, acara ini akan menarik minat anak muda untuk hadir dan berinteraksi, yang kemudian nantinya menghasilkan karya maupun ilmu baru dalam seni pertujukan.


Pertunjukan akbar 24 Jam Menari ini dilaksanakan di berbagai titik yang tersebar di seluruh lingkungan ISI Surakarta. Tidak hanya menampilkan ragam tarian dari Indonesia, pertunjukan ini juga menampilkan seniman dari mancanegara. Salah satu penampilan yang cukup menarik perhatian adalah penampilan di gedung Teater Besar ISI Surakarta berjudul “Bhikkhuni” yang menampilkan seni tari meditasi diiringi meditation noise. Penampilan yang membawa penonton masuk ke dalam ketenangan itu melibatkan seniman dari Ekuador, Indonesia, dan Meksiko.


Tidak hanya itu, penampilan tari tradisional Betawi oleh anak-anak juga dinilai sangat menghibur dan mengundang kekaguman. Yabes (19) dan Yakobus (20), mahasiswa ISI Surakarta asal Medan, turut hadir dalam perhelatan ini dan menyampaikan apresiasi mereka. “Anak-anak kecil yang nari Betawi tadi keren, sih. Mereka masih kecil, tapi udah berani buat tampil di acara sebesar ini," kata Yakobus. 


Lebih lanjut, Yabes dan Yakobus mengungkapkan bahwa motivasi mereka menghadiri acara ini adalah untuk mendapatkan inspirasi baru dan belajar dari para penampil lain. "Kami ingin menyerap ilmu dan pengalaman dari para penampil lain, sehingga dapat mengembangkan kemampuan kami sendiri," ujar Yabes. Mereka berharap acara ini dapat terus dilestarikan setiap tahunnya sebagai bentuk komitmen dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Perhelatan 24 Jam Menari ISI Surakarta ini merupakan salah satu bukti dedikasi ISI Surakarta dalam melestarikan dan mengembangkan seni tari di Indonesia, selama 18 tahun berturut-turut. (Dhaniska, Rojwa)


World Dance Day : 24 Jam Menari Bersama di ISI Surakarta

World Dance Day : 24 Jam Menari Bersama di ISI Surakarta

(Panggung Pementasan Tari di Pendapa Ageng G.P.H Senin (29/4) / Dok. Azra)

Lpmvisi.com, Solo – (Senin, 19/4) Semarak kegiatan menari 24 jam yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, menjadi momentum besar bagi banyak pekerja seni dan penikmat seni tari. Tema yang diusung pada tahun ini adalah “Skena Menari: Bersua, Bercengkrama, Berkelana” sebagai bentuk partisipasi pada kegiatan World Dance Day 24 jam yang ke 18 tahun. Acara ini berlangsung di beberapa titik secara bersamaan diantaranya depan gedung rektorat ISI, gedung teater besar dan kecil, panggung tari modern, dan pendopo Ageng Djoyokusumo. Setiap tempat menampilkan seni tari yang berbeda-beda, seperti pada Pendopo Ageng Djoyokusumo.


Pendopo Ageng Djojokusumo dikhususkan untuk menampilkan seni tari tradisional dari Kasunanan Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman, dan Kadipaten Mangkunegaran. Tiap tari yang ditampilkan merupakan interpretasi dari sebuah cerita pada masa lampau atau sebuah nasihat dari raja-raja terdahulu. Pertunjukkan tari tradisional ini tentunya sangat memukau bagi para penikmat seni yang hadir pada kegiatan tersebut.


Adapun seperti yang disampaikan oleh Fain selaku penikmat seni (21), bahwa kegiatan ini mampu menghadirkan suatu nuansa baru bagi penikmat seni di kalangan muda untuk menikmati pertunjukkan seni tari dengan cara yang menyenangkan. “Ternyata menonton tari-tari tradisional yang awalnya dianggap monoton, tapi ternyata ngga. Makin kesini dikemas sesuai dengan pekerjaan zaman, jadi makin seru buat dikulik dan dinikmati,” ungkap Fain. Selain itu, Fain juga menambahkan bahwa pertunjukkan tari selama 24 jam mampu membuat penonton menjadi tertarik untuk melihat pertunjukkan yang diselenggarakan. (Azra)


ISI Surakarta Menari 24 Jam dalam Rangka Hari Tari Dunia

ISI Surakarta Menari 24 Jam dalam Rangka Hari Tari Dunia


(Para penari Tari Pendet di Pendapa Ageng G.P.H pada Senin (29/4) / Dok. Syeikha)


Lpmvisi.com, Solo – Dalam rangka memeriahkan Hari Tari Dunia, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar event 24 Jam Menari, pada Senin-Selasa (29-30/4/2024) pukul 6:00 hingga pukul 6:00 hari berikutnya.

Acara yang berlangsung selama 24 jam non-stop ini dihadiri oleh ribuan orang dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, anak-anak, orang tua, serta komunitas tari dari berbagai kota di Indonesia. Mereka menyebar di beberapa venue  kampus ISI Surakarta untuk menonton maupun menampilkan karya-karya tari, mulai dari tradisional hingga kontemporer.

Acara ini mengusung tema “Skena Menari: Bersua, Bercengkrama, Berkelana”  dan terdiri atas tiga panggung utama, yakni Skena Menari, Festival 24 Jam Menari, dan Menari 24 Jam. Lebih dari 3.000 penari dari 131 komunitas tari di seluruh Indonesia, serta satu dari mancanegara, berpartisipasi dalam memeriahkan acara ini. 

Dari 3.000 penari tersebut, terdapat tujuh penari dari berbagai daerah di Indonesia dan satu dari Meksiko yang selama 24 jam berturut-turut akan menari tanpa henti bersamaan dengan 3 musisi yang mengiringi musik. “Beneran menari 24 jam. Ke mana-mana tetap menari, bahkan saat minum dan makan. Tidak boleh berhenti,” ujar Evie (21), selaku panitia  penyelenggara bagian pendamping divisi 24 Jam ketika diwawancarai oleh LPM Visi. 

Evie menjelaskan bahwa maksud dari menari selama 24 jam itu untuk menceritakan tentang istilah dari beberapa penari, ada yang bertujuan untuk menantang tubuh dan adapula yang bertujuan untuk menceritakan karya masing-masing, lalu dituangkan ke dalam proses menari selama 24 jam. Uniknya, ada pelaku penari 24 jam yang bahkan sudah mulai menari ketika menginjakkan kaki di Stasiun Solo Balapan.

(Salah satu dari pelaku penari 24 jam tengah menari di antara kerumunan penonton. / Dok. Syeikha)


Tidak hanya penari 24 jam, penari-penari festival juga menunjukkan antusiasme dan semangat yang tinggi selama acara berlangsung. Mereka bergantian menampilkan pertunjukan tari dengan energi yang memukau, menjaga antusiasme pengunjung yang hadir sepanjang hari dan malam. Salah satu penari yang ikut memeriahkan acara, Tania (16), mengaku senang bisa berpartisipasi di acara yang berskala cukup besar ini. “Senang banget dapat menari di acara sebesar ini karena belum pernah mengikuti sebelumnya,” pungkasnya.

Acara 24 Jam Menari di ISI Surakarta telah berhasil menciptakan suasana yang meriah dan inspiratif bagi semua pengunjung yang hadir. Acara ini membuktikan bahwa seni tari tetap menjadi bagian penting dari kehidupan budaya dan pendidikan di Indonesia. (Syeikha, Revalita)



Senin, 29 April 2024

Aku Rindu Yogyakarta yang Dahulu

Aku Rindu Yogyakarta yang Dahulu

 

(Pemandangan Kota Yogyakarta/Dok. Pinterest)

Oleh: Mohandish Mozart Muthahhari Ahmad  

Aku pun mulai berjalan kaki

Membayangkan Langit Jogja yang indah

Kaki ku melangkah menuju Kota Pelajar

Namun sayang, hal itu rasanya sirna


Sebenarnya, aku mempunyai beberapa kawan

Mereka pun sedang berada di sana

Melaksanakan studi menggunakan almet goni

Melihat mereka, rasanya aku sangat sedih

Aku pun cukup bersedih dan pundung

Karena aku tak dapat kampus impian

Melihat mereka kini lebih sukses

Sampai ingin seperti mereka


Aku pun bersedih dan pundung

Mengapa aku tak mendapatkannya

Namun aku pura-pura kuat

Sampai akhirnya tumbang lagi


Aku memiliki suatu harapan

Aku ingin teman-teman ku kembali

Kembali seperti dahulu lagi

Sebelum mereka memakai almet goni


Sabtu, 27 April 2024

Usung Tema Skena, ISI Surakarta Siap Menari 24 Jam Nonstop

Usung Tema Skena, ISI Surakarta Siap Menari 24 Jam Nonstop

(Konferensi Pers Skena Menari ISI Surakarta dalam rangka sambut Hari Tari Sedunia pada Jumat (24/4) / Dok. Nathalia)

Lpmvisi.com, Solo – Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta akan ikut ramaikan Hari Tari Dunia. Hal ini diungkapkan pihak ISI Surakarta pada Konferensi Pers Skena Menari #18 pada Jumat (26/4) lalu. Acara ini mengambil tema "Skena Menari: Bersua, Bercengkrama, Berkelana" sebagai perayaan delapan belas tahun pelaksanaan World Dance Day 24 Jam Menari ISI Surakarta. 


Pemilihan tema Skena Menari diambil karena sesuai dengan kehidupan anak muda zaman sekarang yang gemar berskena, yaitu bersua, bercengkrama, dan berkelana. Dengan adanya Skena Menari, maka akan ada banyak pertemuan dengan teman baru, lingkungan baru, atmosfir baru, karya baru yang nantinya boleh jadi menghasilkan sebuah karya dan ilmu baru dalam seni pertunjukan. 


Menurut keterangan pihak ISI, acara ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dulu acara ini hanya berupa festival saja, tetapi pada tahun ini akan ditambahkan skena dan menari selama 24 jam. Pertunjukan akan diadakan dalam skala besar meliputi seluruh area kampus hingga luar kampus. Berbeda dari tahun sebelumnya yang hanya berada di area pendopo, teater kecil, dan teater besar. 


Acara ini akan dimeriahkan oleh 131 komunitas tari dengan jumlah peserta lebih dari 3000 orang. Tak hanya itu, terdapat pula  8 penari yang akan menari selama 24 jam nonstop bersama 3 musisi yang mengiringi musik. “Kami dari awal memberlakukan hari tari dunia dengan satu motivasi penting bahwa dance never end,” ungkap Dr. Eko Supriyanto M. FA (Ketua Prodi Koreografi Inkuiri) sebagai salah satu sosok penggagas tema acara ini. Selain itu, akan ada satu penari yang berasal dari Bandung akan menari mulai dari Stasiun Solo Balapan hingga ke gedung rektorat dengan berjalan kaki. 


Dwi Rahmani, M. Hum (Ketua Prodi Tari) mengungkapkan harapan-harapannya kepada acara ini kedepannya agar berjalan lancar dan sukses. Selanjutnya, ia mengharapkan acara ini mendapatkan respon dari manca negara sehingga nama ISI Surakarta akan semakin tenar di kancah internasional. (Dhaniska, Lia, Mohan, Nathalia)