Meski pemilihan presiden masih
sekitar satu tahun lagi, tidak ada salahnya kan kalau saat ini membicarakan
mengenai siapa RI 1 selanjutnya?! Bahasan mengenai ini bukan hanya milik mereka
yang berkutat dalam bidang politik. Bagi orang yang masih berstatus sebagai
mahasiswa boleh kok untuk membicarakan. Jabatan RI 1 sangatlah menggiurkan.
Bukankah begitu?
Tahun ini yang disebut sebagai tahun politik sepertinya sudah menunjukkan geliat dalam pilpres tahun depan. Hal ini terlihat dari munculnya beberapa hasil survei yang menunjukkan siapa saja kandidat capres yang akan memenangi pilpres tahun depan. Dari hasil survei tersebut, beberapa wajah lama menampakkan diri. Sebut saja Jusuf Kalla, Megawati Sukarno Putri, Wiranto dan Prabowo Subianto. Dan yang lebih mengejutkan adalah kemunculan Joko Widodo beserta hasil polling yang menempatkan Gubernur DKI ini menjadi pemenang. Bahkan, dia mengalahkan tokoh-tokoh lama. Adapula isu yang menyatakan bahwa Jokowi siap menjadi RI 1, meski belum ada pernyataan resmi dari partai dimana dia bernaung.
Tahun ini yang disebut sebagai tahun politik sepertinya sudah menunjukkan geliat dalam pilpres tahun depan. Hal ini terlihat dari munculnya beberapa hasil survei yang menunjukkan siapa saja kandidat capres yang akan memenangi pilpres tahun depan. Dari hasil survei tersebut, beberapa wajah lama menampakkan diri. Sebut saja Jusuf Kalla, Megawati Sukarno Putri, Wiranto dan Prabowo Subianto. Dan yang lebih mengejutkan adalah kemunculan Joko Widodo beserta hasil polling yang menempatkan Gubernur DKI ini menjadi pemenang. Bahkan, dia mengalahkan tokoh-tokoh lama. Adapula isu yang menyatakan bahwa Jokowi siap menjadi RI 1, meski belum ada pernyataan resmi dari partai dimana dia bernaung.
Malahan Partai Hanura yang sudah
secara resmi memproklamirkan Wiranto dan Hari Tanoesoedibjo sebagai capres dan
cawapres dalam pilpres yang akan datang. Rintangan yang cukup berat akan
dihadapi Wiranto dalam pilpres kali ini. Hal ini dikarenakan isu pelanggaran
HAM yang dilakukannya semasa menjabat sebagai Panglima TNI. Isu pelanggaran HAM
juga akan menimpa Prabowo Subianto jika dia akan nyapres lagi.
Lain lagi dengan Partai Demokrat.
Partai yang sedang berkuasa saat ini tengah menggelar konvensi caper. Nah,
disini saya agak heran. Kenapa sebuah partai yang bisa dikatakan besa malah
menggelar konvensi? Ada apa dengan kaderisasi yang ada disana? Apakah partai
tersebut gagal dalam mengkader kaderya untuk mencalonkan diri menjadi RI 1?
Konvensi ini terlihat kurang greget. Hal ini tampak dari mundurnya beberapa
calon peserta. Sebut saja Jusuf Kalla, Mahfud MD, Rustriningsih, dan Rusdi
Kirana. Ada yang mundur ada juga yang tetap melaju. Sebut saja: Ali Masykur Musa,
Anies rasyid Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Jalal, Endriartono Sutarto,
Gita Wirjawan, Hayono Isman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo, dan yang
terakhir adalah Sinyo Harry Sarundajang. (Tempo, 2-8 September 2013).
Yang ingin saya pertanyaan adalah
apakah kandidat capres tersebut sudah memiliki kredibilitas untuk memimpin bangsa ini. Percuma
kan kalau sudah mengeluarkan
uang miliaran rupiah kalau yang dipilih ternyata tidak memberikan hal yang
berarti buat bangsa dan negara ini. Yang terpenting adalah tindakannya. Sah-sah
saja lembaga survei melakukan survei. Partai Hanura-pun juga boleh kok mencuri start dengan
memproklamirkan Wiranto-HT sebagai capres dan cawapres. Tidak ada larangan juga
untuk Partai Demokrat menggelar konvensi. Yang rakyat butuhkan hanyalah
kehidupan seperti yang diamanatkan dalam pembukaan UUD'45 alinea ke empat.
0 Komentar