Anies Baswedan (kiri), memulai acara kuliah umum di Aula FISIP UNS
Surakarta pada hari Rabu (23/10).
(Dok. VISI/Reiza)
|
Solo – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas
Maret (UNS) Surakarta kedatangan tamu yang istimewa, Rabu (23/10). Prof. Anies
Baswedan, Ph.D, Rektor Universitas Paramadina Jakarta dan pendiri Indonesia
Mengajar, hadir untuk memeberikan kuliah umum kepada mahasiswa FISIP
UNS.
Tema kuliah umum kali ini ialah “Meraih Partisipasi
untuk Akselerasi Gerak Pembangunan Nasional”. Perkuliahan berlangsung dari
pukul 10.59 WIB di Aula FISIP UNS. Acara tersebut dihadiri oleh dekan
beserta jajarannya serta dosen dan tak terlewatkan mahasiswa FISIP UNS.
Sebelum pemberian materi dari Baswedan, pada awal
acara Prof. Pawito, Ph.D Dekan FISIP UNS memberikan sambutan. Secara
keseluruhan, materi yang disampaikan pada kuliah umum tersebut yakni mengenai
dunia pendidikan. “Orang-orang yang masih memperbincangkan dan memikirkan
Sumber Daya Alam (SDA) adalah orang-orang yang mewarisi pemikiran kolonial,”
kata Baswedan dalam materi kuliahnya.
Tak
hanya itu, Baswedan memberikan perbandingan Sumber Daya Manusia (SDM)
dibeberapa Negara. “Lihatlah Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
Negara-negara tersebut tidak memiliki SDA, namun memiliki SDM yang maju.
Sedangkan di Indonesia, malah sebaliknya. SDA nya melimpah ruah namun tidak
dibarengi dengan kualitas SDM yang mumpuni. Ini karena masyarakatnya banyak
yang belum tersentuh pendidikan dengan layak,” tutur Baswedan.
Masalah
pendidikan jarang sekali disorot oleh masyarakat. Hanya pada bulan April sampai
Agustus dihiasi dari ujian nasional, penerimaan peserta didik baru, hingga
seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
“Jumlah
SD di negara ini kurang lebih 170.000, jumlah SMPnya ada 39.000, dan SMA/Knya
sejumlah 27.000. Ketika mulai masuk SD jumlah siswanya ada 5,6 juta siswa.
Hingga yang menyelesaikan studi SMA/K hanya ada 2,3 juta. Nah, sisanya sebesar
3,3 juta anak itu kemana? Itu masalah kita. Bukan hanya masalah pemerintah
saja,” ungkap Baswedan.
Saat membahas tentang pendidikan, Baswedan juga menyinggung
mengenai movement (gerakan) yang dia dirikan, Indonesia Mengajar, yang lahir
karena melihat permasalahan pendidikan yang belum merata di Indonesia. “Ketika
menjadi relawan di Indonesia Mengajar bukan untuk berkorban melainkan untuk
melunasi janji bangsa ini untuk mencerdaskan bangsa,” terangnya. (Ikrar,
Reiza)
0 Komentar