Dok. VISI/Prita
|
Solo – “Kyai Kala Gumarang” menjadi judul lakon dalam pentas pagelaran kethoprak
yang diselenggarakan oleh Unit Pengembangan Kesenian Daerah (UPKD),
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Teater arena, Taman Budaya Jawa Tengah
(TBJT) Surakarta, menjadi tempat pementasan pagelaran ketoprak ini pada 10
Oktober 2013 lalu , pukul 19.30 WIB.
Padatnya penonton di dalam Teater Arena
TBJT kamis malam lalu seakan terpukau dengan keindahan tari gambyong parianom
dan tari merak yang secara berturut-turut tampil secara bergantian, sebagai
tarian pembuka dalam pentas pagelaran kethoprak tersebut. Pentas pagelaran
kethoprak “ Kyai Kala Gumarang” sendiri merupakan karya Trisno ‘Pelok’ Santoso,
S.Kar., M.Hum., dan disutradarai oleh Bambang Sugiarto.
Iringan gamelan jawa menambah pesona
tersendiri sebagai pengantar pertunjukan disertai tata panggung yang indah
semakin memberi nilai artistik yang menawan pula. Dengan tiket masuk seharga
Rp. 5000, penonton bisa menikmati pentas kethoprak yang menceritakan tentang
keris bernama “Kyai Kala Gumarang” yang diperebutkan antara dua kerajaan,
yaitu kerajaan Madiun dan kerajaan Mataram yang akhirnya jatuh ke tangan
prajurit Mataram.
Permainan yang apik dari para tokoh
pentas, yang keseluruhannya merupakan anggota UPKD UNS mampu memikat perhatian
penonton. Persiapan acara ini sendiri tergolong cukup sebentar, yaitu hanya
sekitar 3 minggu. Hampir secara keseluruhan, baik dari tata lampu, pengrawit,
pemain peran dan produksi berasal dari UPKD, kecuali untuk tata artistiknya
yang berasal dari Sanggar Kemasan Solo.
“Acara ini digelar dalam rangka
memperingati HUT UPKD FKIP UNS yang ketiga belas” tutur Marien Evi Listyorini,
ketua panitia pentas pagelaran kethoprak tersebut saat ditemui VISI (10/10).
UPKD atau Unit Pengembangan Kesenian Daerah ini, merupakan salah satu unit
kegiatan mahasiswa (UKM) yang ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) UNS, tambah Marien.
Mahasiswi semester tiga ini menguraikan
pula akan harapannya melalui pentas yang digelar ini yaitu agar mampu menggugah
minat para pemuda sekarang dan juga masyarakat untuk mengenal lebih
dalam akan kethoprak, sehingga kebudayaan Jawa ini bisa kembali bangkit.
Danik (19), sebagai salah satu
penonton mengungkapkan kesan luar biasa yang didapatnya setelah menyaksikan
pentas tersebut. “Karena melalui acara ini pula mampu mengajak para pemuda
untuk mencintai budaya bangsa” tuturnya. Mahasiswi jurusan Pendidikan Luar
Biasa (PLB) UNS ini juga menambahkan harapanya, agar para pemuda yang lain,
terus mencintai dan melestarikan budaya sendiri, melalui karya-karya yang indah
dan dapat dinikmati khalayak pada umumnya. (Prita)
1 Komentar
i like this artical :)
BalasHapus