Oleh : Munadhifah
Budaya
tradisional di era modern seperti sekarang sudah menjadi tontonan yang langka.
Di manapun tempatnya di belahan dunia ini, dimana masyarakatnya sudah modern,
akan banyak dijumpai orang-orang yang berpenampilan layaknya orang modern.
Tidak sedikit juga dari mereka yang berpenampilan dan bertingkahlaku seperti
actor dan aktris dalam tayangan film dan televisi. Hal demikian sudah menjadi
hal yang umum dalam masyarakat.
Budaya
tradisional kini digantikan oleh budaya popular, yang terutama menjaring
anak-anak remaja. Anak usia belasan tahun dari mulai SMP sampai dengan SMA
adalah massa yang paling cepat ditarik oleh budaya populer. Apalagi mulai dari
tahun 2000-an banyak tayangan televisi dan film yang segmen audience-nya para
remaja. Menjamurnya sinetron remaja, film remaja dan program-program tayangan
untuk remaja dinilai mempengaruhi pesatnya perkembangan budaya populer.
Namun dengan
semakin berkembangnya budaya populer ini, dapat menyebabkan berbagai
permasalahan baik dikalangan remaja atau masyarakat pada umumnya. Budaya
tradisional yang dimiliki suatu bangsa lama-lama kelamaan mulai luntur. Bukan
hanya itu, banyak perilaku dan gaya pacaran remaja yang semakin tidak karuan
dengan adanya perkembangan budaya populer. Lihat saja remaja di Indonesia yang
pada masa ini hampir sebagian besar acuh terhadap budaya tradisional. Selain
itu perubahan-perubahan tingkah laku remaja di Indonesia saat ini telah jauh
melampaui batas-batas normal.
Saat
menginjak remaja, remaja akan memiliki beberapa minat rekreasi salah satunya
adalah menonton film dan televisi yang mereka gemari dan sesuai dengan usia mereka.
Jika melihat beberapa sinetron dan film remaja yang ditayangkan pada masa ini,
kita akan melihat bagaimana tayangan tersebut telah memperlihatkan gaya hidup
para remaja yang ada dalam cerita. Kebanyakan tokoh yang ada dalam sinetron dan
film digambarkan sebagai remaja yang sangat modern dan selalu mengikuti
perkembangan jaman. Remaja-remaja dalam tayangan televise dan film
diperlihatkan memiliki gaya dan perilaku yang mencerminkan budaya populer. Dari
gaya berpakaian, berbicara, berperilaku dan sering digambarkan memiliki budaya
konsumerisme
Dalam
tayangan televisi atau film, remaja kita akan senantiasa disuguhi aktor dan
aktris yang berpenampilan sesuai trend yang sedang ada. Dari model busana dan
model rambut, semuanya mengikuti gaya yang sedang heboh dibicarakan oleh kaum
remaja. Bukan hanya penampilan berbusana saja namun juga teknologi yang mereka
gunakan. Semuanya merupakan teknologi yang canggih. Barang-barang mewah seperti
handphone (smart phone), Ipad, hingga
mobil juga tidak jarang di munculkan dalam tayangan bersegment remaja. Hal
tersebut menunjukkan bagaimana budaya konsumerisme sangat ditunjukkan oleh
remaja-remaja dalam tayangan televisi dan film.
Banyak
dalam sinetron-sinetron remaja yang menampilkan tokoh-tokoh yang bergaya hidup
konsumerisme. Seperti penggunaan BlackBarry
sebagai alat komunikasi sehari-hari, berbelanja di tempat mahal, makan di
cave elit, dan budaya pesta modern, dan gaya bersolek..
Selain
menyajikan budaya konsumerisme, tayangan televise dan film juga menyajikan
bahasa-bahasa modern yang kini digunakan oleh remaja. Bahasa remaja saat ini
biasa disebut dengan bahasa ‘gaul’ atau bahasa ‘alay’. Banyak tayangan sinetron
dan film remaja yang menggunakan bahasa gaul seperti lho gua, Kamseupay, serius yang diubah menjadi ciyussh dan masih banyak lainnya lagi yang kemungkinan akan tidak
mudah dimengerti oleh orang dewasa. Gaya bahasa yang seperti demikian akan
mempengaruhi gaya bahasa yang dipakai oleh remaja-remaja dalam dunia nyata.
Dapat dilihat
dengan jelas bahwa kebanyakan sinetron televisi dan film remaja di Indonesia
mengisahkan tentang kisah cinta remaja. Dimana di dalamnya dibumbui dengan gaya
pacaran remaja saat ini. tersebut dapat mempengaruhi pemikiran remaja yang
intensif menontonnya. Pemikiran yang dimaksud adalah mengenai gaya pacaran.
Ambil contoh satu sinetron remaja yang pernah ditayangkan oleh RCTI yaitu Hanya
Kamu. Sinetron tersebut diperankan oleh personil boyband cilik Coboy Junior
yang rata-rata masih duduk dibangku SMP. Tokoh yang diperankanpun juga sebagai anak-anak
SMP yang sibuk dengan urusan kencan dan pacaran. Jika tayangan seperti ini
intensif di tonton oleh para remaja, maka akan muncul pemikiran bahwa pacaran
itu hal yang wajar bagi para remaja.
Selain
sinetron juga banyak film Indonesia yang mengekspose kehidupan remaja yang
penuh dengan drama percintaan.Beberapa contohnya adalah Catatan Akhir Sekolah,
Hearth 2 Hearth, Ada Apa Dengan Cinta, Virgin yang semuanya mengisahkan tentang
remaja yang bergelut dengan dunia percintaan.
Dalam
film-film tersebut, gaya pacaran tidak lagi hanya mengekspose pendekatan fisik
seperti pegangan tangan, cium pipi atau dahi, dan berpelukan Namun juga
ditampilkan gaya pacaran seperti frenchy
kiss yang umumnya dilakukan dalam masa dewasa atau setelah menikah. Dari
film-film seperti inilah remaja banyak meniru gaya pacaran di era modern ini.
Pada
masa remaja, minat seks pada remaja akan meningkat. Karena peningkatan itulah
remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks.
Diantaranya dengan membaca buku, bertanya, dan cara yang sering dilakukan
adalah dengan menonton tayangan-tayangan televise ataupun film yang berbau
seks. Ketika remaja-remaja secara seksual sudah matang, laki-laki maupun
perempuan mulai mengembangkan sikap yang baru pada lawan jenisnya.
Hal
demikian juga dapat dipengaruhi oleh tayangan televisi dan film remaja yang
mengisahkan tentang cinta yang sering mereka tonton. Tidak dapat dipungkiri
bahwa tayangan-tayangan tersebut sangat mempengaruhi pola dan perilaku dalam
gaya beracaran remaja. Banyak tayangan televisi dan film yang memperlihatkan
remaja yang sering gonta-ganti pacar. Hal demikian kini dapat dilihat
pengaruhnya didunia nyata. Banyak remaja yang bukan hanya gonta-ganti pacar
dengan berpisah lalu pacaran dengan yang lainnya, namun juga memiliki banyak
pacar dalam satu waktu.
0 Komentar