Dok.VISI/ Arfian |
Perilisan buku tersebut juga dibarengi dengan acara
bedah buku.
Acara ini diselenggarakan di ruang seminar FISIP UNS. Launching dan
bedah buku ini menutup rangkaian acara Communication Expo 2014, yang diadakan
selama dua hari berturut-turut.
“Dulu, sebenarnya buku itu
adalah tulisan dari temen-temen kelas etika dan filsafat komunikasi. Jadi,
isinya sebenarnya ya enggak jauh-jauh dari etika. Dan dulu pada awal tulisannya
dibagi menjadi enam bagian. Ada etika advertising, Public Relation,
jurnalistik, radio, video, dan etika-etika yang lain. Tapi setelah jadi buku,
pengelompokannya diganti.” ujar Ketua panitia Singgih Nugroho.
Acara peluncuran dan bedah buku ini tambah Singgih ada dua sesi. Sesi pertama etika media, dan sesi kedua etika profesi. “Penulisan buku ini sebenarnya adalah inisiatif dari pak Eka Nada Shofa Dosen komunikasi.
Pak Eka yang memberi tugas, tapi memang dari awal tugas itu
sudah diproyeksikan untuk dijadikan buku, jadi itu adalah kumpulan tulisan yang
disusun menjadi buku,” jelas Singgih.
Ditanya soal harga dan target penjualan
dari buku Media dan Komunikasi Kontemporer, Singgih mengatakan, buku tersebut
dijual dengan harga Rp 40.000,00. Sedangkan target penjualan utamanya adalah
adik-adik tingkat program studi komunikasi. “Tapi sebenernya siapa saja boleh
beli. Dan buku ini bisa diperoleh di UNS bookstore,” ujarnya. Namun
sayangnya, buku ini belum bisa dijual di toko lain.
Acara
peluncuran dan bedah buku Media dan Komunikasi Kontemporer itu dihadiri oleh
para mahasiswa jurusan ilmu komunikasi FISIP UNS angkatan tahun 2010, 2011,
2012, dan 2013. Ada dua sesi dalam acara tersebut, sesi etika media dan sesi
etika profesi. Terdapat tiga pembicara pada masing-masing sesi. Sesi pertama, yaitu
sesi etika media diisi oleh Udi, Ambar, dan Puri. Sesi kedua, yaitu sesi etika
profesi diisi oleh Dede, Kurnia, dan Amay. Eri yang juga mahasiswa jurusan Ilmu
Komunikasi angkatan 2010 menjadi moderator dalam forum ini. Dan acara ini
dibuka serta ditutup oleh MC (Master of Ceremony) Ari Purwadi.
Di sesi kedua yang merupakan sesi terakhir dari bedah
buku Media dan Komunikasi Kontemporer, salah satu pembicara, Kurnia, berbicara
mengenai proses editing dari buku Media dan Komunikasi Kontemporer. Ketika
mengisi acara, Kurnia kerap melemparkan jokes yang mengundang tawa
audience. Contohnya adalah ketika Kurnia mengemukakan syarat-syarat untuk
menjadi editor “Untuk jadi editor ada syaratnya, syaratnya harus mau ngedit dan
jadi editor,” celetuk Kurnia yang langsung disambut tawa oleh semua audience.
Pembicara terakhir di dalam sesi kedua, Amay,
berbicara tentang CSR (Corporate Social Responsibility). Menurut Amay, ada
sebuah polemik CSR di Indonesia, yaitu CSR dari perusahaan rokok. Amay
berpendapat bahwa CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan rokok di
Indonesia kurang tepat.
Amay lantas menjelaskan kepada audience bahwa
perusahaan rokok di Indonesia seharusnya melakukan CSM (Corporate Social
Marketing). “Yaitu sebuah tanggung jawab atas dampak penjualan rokok. Seperti
bantuan penyembuhan terhadap pasien penderita kanker, dan penyakit-penyakit
lain yang disebabkan oleh rokok,” terang Amay.
Selain peluncuran dan bedah buku, acara Communication
Expo 2014 ini juga diisi dengan pameran produk komunikasi karya mahasiswa
jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2010 yang diselenggarakan di Public
Space FISIP UNS. Pameran produk komunikasi itu digelar selama acara
Communication Expo 2014 berlangsung. Lalu ada juga Seminar Komunikasi
Kontemporer bertajuk “Communication Industry: Nowadays and Tomorrow”, yang
diadakan pada hari Rabu (12/3). Arfian
0 Comments: