Dok. VISI/ Muna
WISATA MALAM– Suasana
jalan dalam kampus
Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Rabu (19/3) malam.
Setiap malam lokasi ini dipadati oleh Pedagang Kaki Lima (PKL).
|
Mulai sore
hari, sepanjang jalan depan dan tengah
kampus di Kota Bengawan ini sudah dipadati oleh para Pedagang Kaki Lima
(PKL). Dari penjual makanan ringan hingga aneka minuman berjajar rapi di sepanjang
jalan. Salah satunya penjual bakso bakar asal Semanggi Solo, Suwondo. Pria yang
suka menggunakan topi ini mengaku telah berjualan bakso selama tiga tahun.
“Saya
berjualan bakso bakar di sini (area kampus ISI- red) sudah sekitar tiga tahun. Sebelumnya kakak saya yang berjualan
di sini, jadi saya ikut-ikutan,” ungkap pedagang yang sering dipanggil Wondo
ini saat ditanya mengenai alasannya memilih area kampus ISI untuk berjualan.
Selain karena
terinspirasi oleh teman-temannya yang sukses menjadi juragan bakso bakar lanjut
Wondo, menurutnya minat masyarakat sekitar kampus ISI terhadap bakso bakar
masih tinggi. Meskipun tak hanya dirinya yang berjualan bakso bakar, namun tak
tanggung-tanggung, dalam sehari Wondo bisa menjual 300 tusuk bakso Bakar. Pelanggannya
paling banyak datang dari kalangan mahasiswa.
Masakan Jepang
Tak
hanya bakso bakar, pengunjung juga dapat menemukan makanan khas negara
‘matahari terbit’. Olahan masakan Jepang seperti takoyaki, tomadhaci, dan mie Ramen
bisa didapatkan dengan harga yang sangat terjangkau. Setidaknya ada tiga PKL yang
menjajakan dagangan makanan Jepang-nya di dalam mobil yang sudah dimodifikasi.
Agus Prianto (36) salah satunya. Ia baru satu bulan berjualan masakan Jepang.
“Baru satu
bulan saya jualan makanan Jepang ini. Sebelumnya saya jualan potato twist. Yah, saat ini lagi
nyari-nyari pelanggan baru,” ujar Agus sembari melayani pesanan Mie Ramen dari
pelanggannya.
Ada empat menu
makanan yang Agus jual di kedai mobil miliknya, yakni takoyaki, okonomiyaki, sushi,
dan mie ramen. Selain itu ada juga minuman sejenis espresso dingin berbagai rasa dengan pilihan isi choco chips atau cocholate bubble. Harga yang harus dibayar lumayan murah. Semangkuk
Mie Ramen yang biasa dijual puluhan ribu rupiah, di kedai PKL milik Agus ini
pembeli hanya perlu membayar Rp 12.000,-. Sedangkan untuk satu porsi takoyaki
masih sama dengan harga umumnya Rp 10.000.
Meskin
demikian, pelanggan bisa mendapatkan harga lebih murah lagi jika menjadi member
kedainya yang diberi nama Monster Takoyaki. Setiap member bisa menikmati discon
10 persen sepanjang tahun untuk pembelian takoyaki dan okonomiyaki.
“Pelanggan
yang memilki kartu member akan mendapat banyak keuntungan. Misalnya kalau
member lagi ulang tahun saya akan kasih Takoyaki secara gratis. Yah, bagi saya
ini adalah satu cara untuk menarik pelanggan. Inilah bedanya PKL saya dengan
PKL lainnya,” aku Agus.
Dok.Visi/ Muna. PKL menggunakan mobil yang dimodifikasi untuk berjualan |
Jika
pengunjung ingin menikmati makanan dan minuman lain yang juga murah meriah, ada
puluhan PKL dengan menawarkan kuliner bervariasi. Diantaranya ada es cream cone, jagung manis, burger, roti maryam, tahu mercon, dan
aneka minuman buah. Bagi pengunjung yang ingin makam malam tradisional ala kota
Solo, juga dapat mengunjungi berbagai angkringan yang berderet di sepanjang
trotoar depan kampus ISI tersebut.
Tongkrongan
Mahasiswa
Mayoritas
orang yang datang ke area kampus ISI saat malam hari ini memang bertujuan untuk
mencari jajanan malam. Prima
misalnya, Rabu malam lalu ia sedang tertarik untuk membeli satu porsi Ramen.
Siswa kelas XII SMA 8 Solo ini memang kerap mampir ke ISI untuk membeli makanan.
Berbeda dengan
Prima, Amel Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) UAB Solo lebih memilih
menikmati suasana malam di kampus ISI dengan duduk-duduk di taman depan
pendopo. “Saya sama teman-teman sering kesini untuk nongkrong-nongkrong aja. Soalnya suasananya nyaman,” tuturnya.
Taman di depan
pendopo ISI ini memang sering digunakan berkumpul oleh kawula muda yang
mayoritas mahasiswa. Selain ada area yang nyaman untuk duduk-duduk bersama, di
tengah-tengah taman tersebut juga ada tempat yang sering digunakan untuk
pertunjukkan seni kecil-kecilan. Karena letaknya yang bersebelahan dengan
kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, tempat jajanan kuliner mala mini
juga kerap dikunjungi oleh mahasiswa-mahasiswa UNS. (Muna)
0 Comments: