Di salah satu sudut di Taman Satwa Taru Jurug, terdapat
deretan penjual asonganyang menunggu barang-barang yang mereka jajakan. Salah
satunya terdapatseorang wanita tua yang duduk dengan keranjang yang penuh
makanan dan minuman. Dia duduk di depan loket gerbang sembari menunggu pembeli.
Ngadiyem
(65) adalah salah satu dari beberapa penjual asongan di Taman Satwta di timur kampus
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu. Bagi Ngadiyem hampir sepanjang hidupnya telah ia lakukan
dengan berjualan asongan. Nenek dengan dua cucu ini telah berjualan kurang
lebih 50 tahun di Taman Satwa Taru Jurug. “Kula
sampun dodolan teng mriki dangu banget, kurang luwih 50 tahun” tegas mbok
Ngadiyem. Untuk penghasilan mbok Ngadiyem perbulannya tidak jelas, bahkan saat
kebun binatang ramai belum tentu barang-barang yang ia jajakan laku. Bagi
Ngadiyem berjualan adalah kehidupannya. Dengan berjualan ia mampu menopang
kebutuhannya dan menyekolahkan anak-anaknya.
Di usianya
yang sudah senja, mbok Ngadiyem enggan hanya sekedar untuk berdiam diri dirumah.
“Nek dodolan kan dadi luwih sehat, mboten
mung lungguh tok ning umah” tambahnya. Berjualan di Taman Satwa Taru Jurug
sudah menjadi pilihan bagi Ngadiyem, ia enggan untuk berjualan di tempat lain.
Selain karena letak rumahnya yang cukup dekat dengan tempat ia berjualan.
Namun, Taman Satwa Taru Jurug sudah berkontribusi besar dalam kehidupannya
sehingga Ngadiyem tetap memilih untuk berjualan disana.
Ditengah
kesibukannya, Mbok Ngadiyem tetap sumringahmeski
harus berjalan kesana - kesini hanya sekedar untuk menawarkan barang yang ia
jajakan. Bahkan disela wawancara, mbok Ngadiyem sesekali tersenyum seakan tidak
ada lelahdiraut mukanya setelah seharian ia menjajakan asongannya. Dibalik itu
semua, Ternyata ibu bertopi ini sebenarnyatidak diperbolehkan berjualan oleh
suami, anak dan cucunya. Namun, mbok Ngadiyem tetap bersikeras berjualan untuk
membantu perekonomian keluarga. Dengan cara ini ia menunjukkan rasa sayang kepada
keluarganya. “Paling ora, mboten nyusahke
keluarga malah untungebisa digunakke nggo nukokke jajan putu-putune” pungkas
mbok Ngadiyem (Galang).
0 Comments: