Dok Pribadi |
Kampus
sebagai tempat menimba ilmu, hendaknya menunjang kebutuhan mahasiswa berpikir
secara kritis dan ilmiah. Di era informasi dan teknologi saat ini, mahasiswa
cenderung memilih menghabiskan waktu senggangnya untuk mengakses gadget dibanding mengikuti kajian
ataupun diskusi ilmiah. Hal itulah yang nampak di Public Space Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS,
Rabu (2/4). Sivitas akademika bergerombol membentuk kelompok namun tidak sedang
berpikir ilmiah mengkaji isu-isu terkini. Beberapa diantaranya menunggu waktu
jeda kuliah, sementara lainnya asyik berbincang mengenai berbagai hal.
Menanggapi hal ini, Eti Setyarini (23) menuturkan iklim keilmiahan di kampus orange nya ini memang tergolong rendah,
dan memerlukan perhatian khusus dari semua pihak. “Bukti riil-nya banyak
mahasiswa yang enggan masuk UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa- red) keilmiahan, tidak banyaknya diskusi-diskusi nonformal yang
ilmiah, bahkan prestasi keilmiahan juga rendah lho,” ujar wanita yang menjadi Runner Up Mawapres FISIP 2013 ini
pada Visi, Kamis (3/4).
Eti, begitu ia kerap disapa,
menjelaskan penyebab kondisi ini sangat kompleks dan beragam. “Yang pertama
tidak ada figur kesuksesan di bidang ilmiah yang dapat dijadikan teladan.
Padahal itu sangat penting untuk memberikan motivasi bagi mahasiswa bahwa dunia
keilmiahan sangat menarik,” tuturnya. Selain itu, tidak adanya penggerak,
kurangnya dorongan aktif dari kampus, serta rendahnya kemauan dan kesadaran
mahasiswa FISIP terhadap dunia keilmiahan juga menjadi kendalanya.
Lulusan
terbaik dan tercepat tahun 2014 ini mengaku pernah bergerak aktif dalam
mengembangkan ranah keilmiahan di kampusnya. Ia pernah mengikuti UKM
keilmiahan, mengadakan diskusi ilmiah, dan bahkan beberapa kali menjuarai kompetisi
ilmiah seperti debat ilmiah dan karya tulis. Namun, ia merasa belum berupaya
maksimal menggerakkan mahasiswa untuk menyukai dunia keilmiahan. Menurutnya,
menumbuhkan iklim keilmiahan di kampus amatlah penting. “Berpikir ilmiah kan ciri mahasiswa, jadi sangat perlu lah mahasiswa bersikap objektif dan
berorientasi untuk hal-hal kebaikan dan kebenaran. Harapannya iklim keilmiahan
di kampus, akan menjadi bekal hidup bermasyarakat,” ungkapnya.
Wanita asal Purworejo ini berharap pihak kampus dapat
mendorong mahasiswanya untuk mengikuti lomba-lomba dan kegiatan keilmiahan
melalui regulasi yang ketat. “Mahasiswa FISIP itu kebanyakan apatis terhadap
dunia keilmiahan, sehingga perlu dorongan dari sistem. Dorongan ini bisa berupa
kebijakan yang mampu menarik minat mahasiswa terjun di dunia ilmiah,”
tandasnya. (Fatma)
0 Comments: