Dok.VISI/Reiza |
Festival
yang diadakan di Taman Balekambang, Manahan, Solo ini telah dibuka oleh Menteri Pariwisata Ari Yahya,
pada Jum’at
sore (28/11). Acara ini
diadakan dengan beberapa tujuan, “Jangan sampai nanti tradisi payung yang
selama ini masih eksis di masyarakat ini kemudian hilang begitu aja,” ungkap Ray, koordinator pelaksana
Festival Payung Indonesia.
“Solo adalah kota kreatif,” tutur
Ray, saat ditanyakan alasan
mengapa Solo menjadi tuan rumah festival ini.
Ray
melanjutkan, Industri payung merupakan industri kreatif masyarakat yang sudah
ada sebelum dikembangkan oleh pabrik-pabrik, sehingga hal itu merupakan sebuah
kebudayaan yang perlu dilestarikan.
Tidak hanya karya tradisional seperti Tasikmalaya
dengan payung geulis-nya, karya
kreatif dari pelajar SMK di Surakarta juga ditampilkan di acara ini. Hiburan
rakyat seperti musik dan pameran dari beberapa desainer yang menampilkan
karya-karyanya.
Dengan persiapan total sekitar 4 bulan, festival ini
dilaksanakan oleh Kemenpar bersama masyarakat. “Ini merupakan kerja masyarakat.
Nggak cuma Kemenpar sendiri, tetapi
ada juga seperti komunitas engrang, sanggar lukis, pantomim, dan lain-lain,”
tutup Ray saat diwawancarai. (Reiza)
0 Comments: