Dok.VISI/Astini |
lpmvisi.com, Solo
– Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jawa, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta gelar parade sandiwara
Jawa antar SMA mulai 19-21 Desember 2014. Parade sandiwara Jawa yang diselenggarakan
di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah
Surakarta ini menggandeng beberapa kelompok teater SMA di Karesidenan Surakarta.
“Parade
ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki budaya Jawa di kalangan generasi
muda. Jika mereka sudah punya rasa memiliki, mereka akan menggunakan dan
melestarikan budaya Jawa tanpa harus dipaksa,” ujar Muhammad Rohmadi, Kepala
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS. Ketika ditanya soal mengapa harus
melalui teater, Rohmadi mengungkapkan bahwa panggung teater adalah representasi
dari kehidupan nyata. “Pertunjukan teater ini bersumber dari kehidupan
sehari-hari yang mengandung kritik sosial,” tambahnya
“Ini
parade pertama yang diselenggarakan Prodi Bahasa Jawa dan tahun depan jika
banyak yang tertarik kami ingin menjadikannya sebagai kompetisi,” ujar Rohmadi.
Parade ini berisikan pertunjukan teater dari SMA N 3 Surakarta, SMA N 1
Karanganyar, SMA N 1 Boyolali, SMA Batik 1 Surakarta. Selain pentas teater, juga
akan ada kethoprak dengan lakon Sengkala yang akan dimainkan oleh mahasiswa Prodi
Bahasa Jawa di hari terakhir parade.
Parade
sandiwara ini disambut baik oleh Suryono, Sutrada Langit Khatulistiwa dari Teater Prada SMA Batik 1 Surakarta. Dia mengaku
bahwa pertunjukan teater ini adalah salah satu media belajar bahasa Jawa yang
lebih asyik untuk siswa-siswa SMA. “Dengan teater yang naskahnya memakai bahasa
Jawa, anak-anak juga bisa belajar. Misalnya jika ada diksi, unggah-ungguh, maupun peribahasa di
dalam naskah yang tidak mereka mengerti, mereka bisa langsung bertanya,” jelas
laki-laki yang juga berstatus sebagai guru Bahasa Jawa di SMA Batik 1 Surakarta
itu.
Para
pemain teater sendiri mengaku tak kesulitan berdialog dengan bahasa Jawa.
“Kalau kami sih biasanya sebelum pentas belajar dulu jadi nggak begitu
kesulitan waktu pentas. Kita juga sering, kok,
main teater dengan bahasa Jawa. Kan,
untuk melestarikan bahasa Jawa juga,” komentar Jodi Dewatama, salah satu pemain
di Teater Prada. (Astini)
0 Comments: