Dok.VISI/Radit |
Lpmvisi.com,
Solo - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS)
mengadakan konferensi pers terkait dengan “Pembukaan Posko Relawan Penjemputan
Bapak Jokowi”, pada Rabu, (22/04/2015) di Porsima UNS. Pembukaan posko relawan
ini dilakukan BEM UNS terkait dengan kekecewaan mereka terhadap kinerja Jokowi
selama 6 bulan sebagai Presiden RI.
Di
hadapan awak media, Eko Pujianto selaku Presiden BEM UNS menyatakan,
pembentukan posko relawan ini, dilakukan karena beberapa tuntutan dari BEM UNS
sampai saat ini tidak didengar oleh pemerintah. Beberapa tuntutan yang dimaksud
diantaranya: turunkan dan kembalikan subsidi BBM, bersikap tegas berantas
korupsi, nasionalisasi aset negara, bersikap pro rakyat dan tidak terinvensi
kepentingan politik, tuntaskan janji wujudkan Trisakti, dan stop liberalisasi
ekonomi.
“Kami
mendirikan sebuah posko relawan yang nantinya akan merangkul mahasiswa, baik
dari Solo maupun luar Solo untuk kemudian bersama-sama berangkat ke Jakarta
untuk menjemput pulang Bapak Jokowi ke Solo dan menyampaikan aspirasi dari
masyarakat,” jelas Eko. Eko melanjutkan, dengan adanya penjemputan ini,
diharapkan Jokowi dapat benar-benar mendengarkan kegelisahan masyarakat dan
mahasiswa Solo.
Mazda
Radita, salah satu Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS menganggap program
pembukaan posko dari BEM UNS dirasa kurang tepat. “Kalau Jokowi dijemput buat
balik ke Solo, yang mimpin negara untuk membenahi segala hal yang dianggap
keliru siapa? Urusan Jokowi itu gak Cuma
satu atau dua buat ngurusi negara ini,” jelas Mazda. Menurutnya, daripada
melakukan penjemputan yang mengeluarkan biaya mahal, lebih baik BEM UNS membantu
pemerintah dengan memberi solusi. (Diah, Radit)
0 Comments: