Sumber
gambar:
http://www.thefix.com/sites/default/files/styles/article/public/transgender.jpg?itok=h8mfXUou
Di era modern seperti saat ini, istilah transgender tak lagi asing terdengar
di telinga masyarakat. Suatu keadaan yang sering dikaitkan dengan norma sosial,
kodrat, hingga urusan dengan Tuhan. Kondisi yang sering dianggap sebagai suatu
masalah sosial yang saat ini agaknya mulai
diterima oleh masyarakat modern sebagai suatu gaya hidup atau life style. Tetapi dalam cakupan yang
lebih luas, transgender
masih dianggap tabu bagi sebagian besar masyarakat, mengingat tak semua masyarakat tinggal
di kota besar yang masyarakatnya cenderung bersikap individual.
Transgender
didefinisikan sebagai perilaku manusia,
baik laki-laki maupun perempuan yang berada di luar kodratnya. Hingga saat ini, masih banyak yang
salah dalam mengartikan perilaku
modern tersebut. Banyak di kalangan masyarakat yang
masih tertukar dalam mendefinisikan transgender dengan transeksual. Transeksual
didefinisikan sebagai orang yang merasa identitas dirinya berlawanan dengan
jenis kelaminnya. Biasanya mereka merasa terjebak dalam tubuh yang salah.
Disinilah letak perbedaan transgender dengan transeksual. Transgender merupakan perilaku
menyimpang yang diakibatkan oleh
pengaruh
dari luar,
sedangkan
transeksual lebih dipengaruhi oleh sifat bawaan yang ada di dalam diri
seseorang.
Saat
ini, transgender
nampaknya makin menjamur. Tak melihat usia, tak mengenal status. Hampir di
berbagai belahan dunia,
banyak laki-laki maupun perempuan mulai melupakan kodratnya. Banyak faktor yang
mengubah mereka untuk berperilaku
menyimpang dari kodrat yang mereka
miliki, antara lain lingkungan pekerjaan,
pergaulan, bahkan lingkungan keluarga
yang mendukung pun mampu pula menjadikan mereka tak kikuk untuk berperilaku menyimpang. Lesbian dan homoseksual bukan termasuk
transeksual karena mereka menyadari siapa sebenarnya mereka dan menyukai siapa.
Transeksual tak mengakui dirinya sebagai siapa sehingga ketika seseorang menyukai sesama jenis, ia tetap merasa bahwa dirinya normal karena hanya
terjebak dalam diri yang salah.
Penyimpangan
sosial yang banyak dilakukan oleh masyarakat kota besar ini masih mengalami
diskriminasi dalam kehidupan sosial masyarakat. Banyak masyarakat umum yang
masih memandang sebelah mata dari tindakan yang dianggap menyalahi aturan agama
ini. Mengingat tindakan ini tak sesuai dengan apa yang seharusnya ada, tak aneh
apabila masih banyak masyarakat yang memandang tindakan ini sebagai suatu
masalah sosial. Padahal,
pada dasarnya mereka juga ingin dipandang sama oleh masyarakat. Mereka merasa bahwa kehidupan yang mereka
jalani adalah
pilihan hidup mereka.
Kembali
pada masalah pilihan hidup. Mereka menjalani kehidupan transgender karena
pilihan. Orang memandang mereka berbeda karena tak sesuai dengan apa yang
seharusnya ada, tak
ada yang salah dan tak ada yang benar. Manusia sendiri tak mampu menjatuhkan
dosa. Hanya Tuhan yang tahu siapa yang berdosa dan mana yang berdosa. Masyarakat
tak bisa menyalahkan pelaku transgender dan pelaku transgender juga tak bisa
menyalahkan masyarakat yang memandang mereka berbeda. Solusi dari perbedaan
pandangan ini yaitu dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Masalah pelaku transgender memilih kembali ke kodratnya atau tidak, semuanya
ada di tangan pelaku masing-masing. Sebagai masyarakat yang cerdas, jangan
perlakukan mereka sebagai pelaku kejahatan, karena mereka bukan untuk dimusuhi
tetapi untuk dirangkul menuju jalan yang seharusnya. (Chairunnisa
Widya)
0 Comments: