Oleh: Chairunnisa Widya
Judul Buku : Student
Hidjo
Penulis : Marco Kartodikromo
Negara : Hindia Belanda
Bahasa : Indonesia, Melayu
Genre : Novel Drama
Penerbit : Yogyakarta; Penerbit Narasi
Tahun terbit : 2015, Cetakan Kedua
Halaman : 140 halaman
Student
Hidjo adalah novel
karya Marco Kartodikromo yang sudah diterbitkan sejak tahun 1918. Hanya saja pada
waktu itu karya sastra ini dipublikasikan sebagai serial di surat kabar Sinar Hindia. Akhirnya, pada tahun 1919 dibukukan
menjadi novel oleh Masman dan Stroink. Pada tahun 2010 dicetak kembali oleh
Penerbit Narasi.
Menceritakan Hidjo,
anak dari saudagar pribumi Jawa sukses yang berparas rupawan dan berotak cerdas.
Menyadari kecerdasan yang diberkahi Tuhan kepada Hidjo, Raden Patronojo,
ayahnya berniat menyekolahkan Hidjo di sekolah ingeniuer yang ada di Belanda, negeri yang tidak mempedulikan batas
pergaulan antara lelaki dan perempuan. Banyak pemuda Jawa berubah sikapnya
setelah bersekolah di Belanda, terutama yang berkaitan dengan masalah
perempuan. Hal ini yang membuat sang ibu, Raden Nganten Patronojo, menjadi
begitu khawatir terhadap putra tunggalnya. Mengingat Hidjo sudah dijodohkan
dengan Raden Ajeng Biroe, sang Ibu takut Hidjo akan tergoda dan jatuh hati pada
gadis Belanda.
Berbeda dengan sang
ibu, Raden Ajeng Biroe justru ikhlas melepas kepergian Hidjo yang hendak
bersekolah di Belanda, meski berat untuknya. Akhirnya ia berangkat ke negeri
Belanda demi menuntut ilmu setinggi-tingginya, sesuai dengan keinginan dan
harapan ayahnya.
Keberangkatan Hidjo ke
Belanda inilah yang menjadi tanda dimulainya kisah perjalanan hidup dan asmaranya
yang tak seperti bayangannya selama ini. Di Belanda ia diterima dan diberi
perlakuan yang begitu baik oleh masyarakat. Hidup di Belanda membuat Hidjo sadar
kalau kondisinya tak jauh berbeda dengan saat ia di Hindia. Ada orang berpangkat,
ada orang biasa saja. Tidak semuanya jahat seperti para penjajah di negerinya. Sampai
suatu ketika, prinsip yang teguh dipegang Hidjo, goyah juga. Ia mulai menjalin
kisah asmara dengan Betje, anak perempuan dari keluarga yang ia tumpangi selama
hidup di Belanda. Kisah cinta yang ia jalani diam-diam ini menjadi pergolakan
batin baginya. Terlebih ketika ia mendapat surat dari Biroe, Woengeo, dan
Wardojo yang saat itu sedang di Djarak. Jalinan asmara dengan Betje dan ikatan
Hidjo dengan negerinya membuatnya menjadi kluisenaa
untuk mengembalikan ketenangan batin.
Saat gejolak dan
pemulihan batin dialami oleh Hidjo, ada kejutan lain dari Hindia. Perjodohannya
dengan Biroe dibatalkan. Batalnya perjodohan Hidjo dengan Biroe, justru menjadi
masa depan yang lebih cerah bagi keduanya, termasuk keluarga mereka. Di tengah
kisah hidup Hidjo yang tak mudah, diceritakan kisah seorang lelaki Belanda yang
baik hati, Willem Walter, namun pengecut dalam menjalani kisah cintanya. Kisah
cinta Walter dengan Jet Roos menambah warna kisah percintaan dalam novel Student Hidjo.
Latar belakang sejarah
dalam Student Hidjo begitu klasik. Bahkan
banyak pengetahuan yang dapat diambil dalam novel ini. Karakter orang Belanda
yang tak semuanya seperti penjajah, menjadi pandangan baru bagi kalangan
pribumi. Tak hanya memperluas wawasan, moral pun diajarkan dan dimuat dalam novel
ini secara tersirat.
Disajikan dengan baik,
sehingga mudah dipahami dan tidak menyusahkan pembaca dalam memahami bacaan
ini. Percakapan antar tokoh yang mengandung kosakata bahasa Belanda diberi
catatan kaki yang jelas, sehingga pembaca tak perlu kerepotan untuk mengetahui maksudnya.
Sayangnya, novel ini kurang
detail dalam menceritakan di beberapa kisah dan bagian akhir cerita yang begitu
singkat. Seakan-akan sang penulis terburu-buru mengakhiri kisahnya. Kalau
cerita ini diangkat menjadi film, tak akan menjadi masalah yang besar. Karena
ini novel, dimana pembaca membuat theater
of mind, kesan yang didapat saat membaca pada dua bab terakhir seakan-akan
dibiarkan berimajinasi tanpa arah ketika Hidjo meninggalkan Betje.
Pesan penting yang
ditangkap dalam novel ini adalah bahwa segala sesuatu dalam kehidupan kita, baik
dan buruknya, telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Terkadang apa yang sudah kita
tentukan saat ini, bisa jadi bukan yang seharusnya kita jalani di masa depan
seperti jodoh Hidjo yang ternyata bukan Biroe, dan profesi Hidjo bukanlah ingeniuer, melainkan jaksa di Djarak.
Student
Hidjo hanyalah sebuah
novel. Namun novel yang dibuat oleh Marco Kartodikromo ini mampu memberikan
banyak pelajaran hidup dan wawasan yang terkait dengan kehidupan manusia. Novel
ini adalah bacaan yang direkomendasikan kepada para pembaca yang tertarik
dengan fiksi berlatar belakang sejarah Hindia-Belanda. Disarankan untuk sudah
memahami ejaan lama, agar tidak kesulitan saat menikmati novel ini.
0 Comments: