Dok.VISI/Asti |
lpmvisi.com, Solo - Alunan
musik jazz mulai terdengar di area Balai Soedjatmoko Solo pada Kamis malam (29/10). Dalam hitungan
menit, kursi penonton di halaman belakang Balai Soedjatmoko mulai penuh terisi
oleh kalangan muda-mudi hingga orang tua. Bahkan, banyak dari mereka yang harus rela berdiri karena tak kebagian kursi. Malam itu memang sedang digelar
Parkiran Jazz, sebuah pergelaran musik jazz yang diselenggarakan oleh Solo Jazz
Society yang bekerja sama dengan Balai Soedjatmoko.
Dengan
mengusung tema ‘Fusion Jazz’ event musik rutin bulanan di Balai Soedjatmoko itu
sukses menarik perhatian penonton. Dengan tata panggung yang sederhana,
para pengisi acara seperti HALO Project, B’Fusion, Bayu Raditya Project feat I
Komang Kusuma Adi dan Sojazz Ensemble tetap tampil maksimal di depan penonton.
Berbeda dengan pergelaran sebelumnya, Parkiran Jazz kali ini lebih banyak
menyuguhkan instrumen musik tanpa lirik yang mengalun dengan merdu dan asik.
Fusion
Jazz sendiri adalah salah satu jenis musik jazz
yang bercampur dengan aliran musik di luar jazz seperti rock, blues,
hingga musik etnik yang khas dari beberapa negara. Malam itu, alunan musik jazz
tak melulu terdengar mendayu-dayu seperti biasa. Beberapa kali, penonton
disuguhi dengan alunan musik yang menghentak lalu secara tiba-tiba kembali
melembut. Tak lupa, di setiap jeda pergantian lagu, salah seorang pemain akan
memberikan penuturan singkat mengenai sejarah mulai dari judul lagu hingga
pencipta lagu yang akan dibawakan selanjutnya.
“Acaranya
bagus, apalagi tema kali ini adalah Fusion Jazz yang mungkin belum banyak
dikenal oleh masyarakat. Musiknya unik dan masih nyaman di dengar telinga,”
kata Ita (20), salah satu penonton, yang terlihat cukup menikmati suguhan
Fusion Jazz dengan mengetuk-ngetukkan jari tangan di atas lututnya. Beberapa
penonton lain pun tanpa sadar mulai melakukan hal yang sama seperti Ita. Ada
juga yang mulai menggeleng-gelengkan kepala atau mengetuk-ngetukkan sepatu
mengikuti iringan musik yang ada.
Selain
Ita ada juga Yesa (21), salah satu penonton yang juga terlihat cukup menikmati suguhan
Fusion Jazz. “Saya sangat mengapresiasi event
ini dan semoga bisa menjadi embrio untuk event
yang lebih besar lagi. Sebab, di Solo, event
musik jazz yang cukup besar kan hanya
Solo City Jazz yang masih terasa Pemkot sekali,” ungkapnya. Ini adalah kali
pertama Yesa melihat Parkiran Jazz. Baginya yang tak begitu menyukai musik jazz,
acara Parkiran Jazz ini patut untuk diapresiasi sebagai salah satu bukti
perkembangan event musik di kota
Bengawan.
Meskipun
bertambah malam, para penonton masih tetap berkerumun di area belakang Balai
Soedjatmoko. Menjelang usainya pertunjukan, B’Fusion menjadi performer yang
terakhir tampil. Kemudian dilanjutkan dengan adanya jam session atau kolaborasi beberapa pemain tanpa adanya
perencanaan terlebih dahulu. Malam itu, Parkiran Jazz berakhir dengan tepuk
tangan panjang dari penonton yang terlihat puas dengan musik yang disuguhkan.
(Asti)
0 Comments: