Dok. Himaters/Rheyno Reynaldi |
Dalam sambutannya, Andrik Purwasito menyampaikan bahwa gastrodiplomacy atau praktek diplomasi kebudayaan melalui kuliner merupakan usaha yang nantinya dapat mengangkat masyarakat Indonesia di dunia global.
“Kuliner asli Indonesia di dunia internasional masih kalah pamor jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lain seperti Thailand dan China. Keberadaan restoran-restoran Indonesia di luar negeri pun tidak sebanyak restoran-restoran Thailand dan China,” ungkapnya.
Di lain pihak, Dubes Salman Al Farisi menerangkan bahwa diplomasi ekonomi merupakan salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia dan melalui pendekatan gastrodiplomacy, potensi kuliner nusantara sebagai aset yang efektif dalam menarik perhatian publik dapat dikembangkan.
Penandatanganan kerjasama antara kedua pihak ini sendiri bertujuan untuk menghasilkan suatu kerangka strategis dan kebijakan-kebijakan gastrodiplomacy yang terukur dan dapat memberikan dampak yang positif bagi perekonomian nasional.
“Melalui pendekatan gastrodiplomacy, untuk masa mendatang diharapkan 1007 gerai kuliner nusantara dapat berdiri di berbagai negara dunia,” imbuh Andrik Purwasito dengan optimis. (Iim)
0 Comments: