Oleh : Salma Fenty Irlanda
Gelak.
Harusnya ada tawa,
tapi di mana?
Duka?
Mana air matanya?
Banyak yang muncul,Ayah !
Tapi aku tak mampu mengejanya...
Ah, ada satu, Ayah !
Gelap... sedikit abu-abu,
Aduh ! Sakit,Ayah !
Kenapa jantungku tiba-tiba sakit?
Hatiku ikut perih...
Air mata? Sejak kapan ini menetes?
Tolong, Ayah... aku tak mampu mengingatnya lebih banyak.
Sesak.
Lebih sesak.
Sangat sesak, Ayah !
Cukup !
Aku sudah membuangnya bersama kesakitan itu...
Bersama sekumpul memori yang tak pantas untuk kuingat,
tolong kembalilah...
Ijinkan aku kembali genggam bahagia itu.
Sebentar pun tidak apa, asal iya.
0 Comments: