Bersama hangatnya mentari
Yang sinarnya menyusup dari sekat jendela
Aku memilah kata
Tanpa banyak bertutur kata
Dalam ruang yang tak mengenal sepi
Asmamu mampir untuk kesekian kali
Membuat hati ini tergelitik geli
Untuk melesankan berkali-kali
Tidak peduli waktu dan hari
Tidak peduli kapan dan dimana
Tidak peduli apakah kamu peduli
Walaupun membayangkanmu terlalu sukar
Dan sosokmu kelewat semu
Namun dalam kesamaran, kuberikan rindu
Pada hadirmu, kugantungkan harapan
Sosokmu tiada pasti, namun aku terus disini
Mencintaimu tanpa banyak suara
Dan diam-diam merajut aksara
Mengkhayal dua siluet tanpa nama
Bergandengan erat di bibir samudera
Memandang jauh dari sudut cakrawala
Indah terbingkai metafora
0 Comments: