Dok. Visi/Eko |
Tiga puluh foto yang ditampilkan merupakan hasil kurasi dari koordinator pameran foto yang juga merupakan dosen ISI Surakarta, yakni Andri Purwanto. Selain pameran, turut pula dilakukan peluncuran buku “24 jam menari”. Buku tersebut berisi hasil dokumentasi foto acara Solo Menari 24 jam yang dulunya bernama World Dance selama kurun waktu 10 tahun, dari 2007 hingga tahun ini.
Sejak dibuka pada Rabu siang (27 04/2016), jumlah pengunjung pameran foto terus meningkat. Febrian Nanda selaku Liaison Officer (LO) pameran foto mengatakan, “Banyak yang takjub, terus banyak yang tanya ini fotonya siapa gitu, intinya banyak yang puas melihat karya yang ditampilan.”
Pengunjung yang datang melihat pameran pun beragam, mulai dari anak sekolah, keluarga yang mencari hiburan hingga pengunjung yang menyukai acara seni dan budaya. “Dari dulunya suka lihat acara seni sih, jadi seneng aja melihat acara budaya semacam ini. Kebetulan baru pertama kali juga melihat secara langsung acara Solo Menari 24 jam ini, “ tutur Daim (19) salah seorang pengunjung.
Jumlah pengunjung yang mengisi buku tamu telah mencapai 400 lebih di hari ke 2 pameran. Selain pameran foto, terdapat acara utama, yaitu menari selam 24 jam non stop yang dilakukan oleh Samsuri (penari asal Surakarta) dan Mudjo Setiyo (penari asal Jakarta). Walaupun konsep acara menjadi 36 jam dikarenakan membludaknya jumlah peserta (6300 penari). Namun untuk kedua penari tetap akan menari selama 24 jam, dimulai dari Kamis pukul 16.00 WIB hingga Jum’at pukul 16.00 WIB. Selain kedua acara di atas, Solo Menari tahun ini juga mengadakan seminar internasional, screening film tari, pentas empu tari, serta bazar kuliner dan marchandise. (Eko)
0 Komentar