Dok.VISI/Paxia |
Di Gedung Teater Besar yang letaknya tidak jauh dari pendopo, terdapat pertunjukan tarian kontemporer drama yang ditampilkan oleh para mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mereka mengusung judul Me and Love dengan menggunakan iringan musik modern.
Berbeda dengan Gedung Teater Besar, di halaman rektorat ISI, banyak penampil yang berasal dari luar Jawa Tengah, mereka yang tampil diantaranya berasal dari daerah Jawa Timur seperti Surabaya, Lumajang dan Mojokerto. Iringan musiknya pun terdengar berbeda dengan gamelan Jawa Tengah pada umumnya. Tarian yang mereka bawakan pun mengusung tema yang berbeda- beda, salah satunya adalah Kenya, seorang penari yang berasal dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Event Solo Menari 24 Jam ini merupakan pengalaman pertamanya tampil dalam acara besar bersama Komunitas Tari UNESA. Untuk penampilannya kali ini ia bersama tim mempersiapkan sejak 2 minggu yang lalu.
“Karena ini event besar dan saya baru pertama kali ikut, rasanya seneng juga deg- degan. Kami berharap acara seperti ini akan terus berlangsung tiap tahunnya agar menarik minat wisatawan asing, juga masyarakat lokal akan pelestarian kebudayaan,” ungkapnya bersemangat.
Tahun ini merupakan tahun ke 10 sejak dicetuskannya hari tari sedunia pada tanggal 29 April 2006 silam. Padatahun 2016 ini, diangkat tema Menyemai Rasa, Semesta Raga, dengan total partisipan mencapai 6000 penari yang berasal dari seluruh Indonesia juga mancanegara seperti Thailand dan Malaysia. (Prasasti)
0 Komentar