Dok.Visi/Wahyu |
Salah satu pengelola perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Marsiyatun, yang ditemui pada Jumat (29/04/2016) mengatakan bahwa berdasarkan surat tugas yang diterimanya mulai 2 Mei mendatang pelaksanaan perpustakaan FISIP beralih tangan berada di bawah pengelolaan perpustakaan Universitas. Sementara pemindahan fisik seperti buku segera menyusul setelah keputusan tersebut.
“Kalo dipindah secara fisik belum, tapi surat tugas pelaksanaannya dipindah ke sana , jadi walaupun secra fisik belum dipindah tapi status pelaksanaannya sudah di bawah sana, sedangkan buku-bukunya masih menyusul, ” ungkapnya.
Saat ini sudah ada dua perpustakaan fakultas yang dipindahkan ke universitas, yaitu perpustakaan fakultas hukum dan fakultas pendidikan, 2 Mei mendatang akan dipindahkan perpustakaan pascasarjana, dan menyusul perpustakaan FISIP. Marsiyatun juga mengungkapkan bahwa meski pemindahan perpustakaan FISIP masih menunggu giliran setelah pemindahan perpustakaan pascasarjana, namun rentan waktunya tidak akan lama, “FISIP itu paling nggak akan sampai pertengahan Mei,” tambahnya.
Nantinya peminjaman dan pengembalian buku akan dialihkan ke perpustakaan pusat, demikian juga dengan peraturan-peraturan yang diberlakukan akan mengikuti peraturan perpustakaan pusat, termasuk denda keterlambatan buku. Selama ini FISIP belum memberlakukan denda 5000 rupiah per hari, maka jika sudah dipindah ke perpustakaan pusat denda akan diberlakukan 5000 rupiah per hari. Untuk sementara, selama perpustakaan FISIP belum dipindahkan, peminjaman dan pengembalian buku dilayani seperti biasa.
Pemindahan perpustakaan fakultas ini menimbulkan banyak kekecewaan di kalangan mahasiswa. Seperti yang diungkapkan Roikhatul Miskiyah, mahasiswi Administrasi Negara angkatan 2013.
“Kalau buat aku sih cukup memberatkan, jeda istirahat untuk kuliah kita kan cuma sebentar, apalagi FISIP letaknya di ujung jadi jauh kalo ke pepus univ. Dipindahnya perpustakaan FISIP ini juga nggak menunjukkan perubahaan perpustakaan kita, itu justru menunjukkan kalau koleksi bukunya sama aja,” ujar Roikhatul.
Sejauh ini integrasi perpustakaan-perpustakaan di UNS masih menjadi alasan pemindahannya perpustakaan fakultas, selebihnya Marsiyatun mengaku kurang tahu dan hanya menjalankan tugas. “ Alasannya apa saya juga kurang tahu mbak, bahkan kepala perpustakaan sini juga hanya sebagai pelaksana tugas. Perintahnya itu langsung dari Pak Rektor, jadi mungkin cuma beliau yang tahu. Mungkin Pak Rektor sudah punya program sendiri buat mahasiswa, rencananya kan perpus pusat akan dibuat 24 jam, nantinya juga akan diadakan pendidikan pengguna perpus setiap minggunya,” pungkasnya. (Muthi)
0 Komentar