Oleh: Iim Fathimah T.
(Ditulis dengan inspirasi bertubi-tubi yang justru muncul ketika menahan kantuk.Jam 23. Lebih sedikit.)
------
23:21 agak sepi
Seorang wanita tua
Menelurusi jalan remang bermandikan
Sorot bulan
Di punggungnya ia pikul
Bajunya yang entah berapa helai
Dan helai lain bernama uang
Ia bingung saja
Ingin tidur di mana
-
Sedang lelaki mabuk di persimpangan
Melenguh dengan botol hampa di genggamnya
Pelarian mungkin...
Esok barangkali
Ia akan ditemukan terkulai
Di pinggiran rel kereta dengan tubuh setengah bernyawa
-
Si wanita tua memicingkan mata
Dan bayangan tubuhnya tiba-tiba
Berubah
Menjadi seorang lelaki yang jika si wanita tua tidak lupa
Adalah si bungsu
Si bungsu yang ia sayang
Merantau ke negeri seberang
Lama tak terdengar kabar barang selayang
-
“Ibu..”
Bayangnya berbicara lebih nyata
Daripada ucapan seorang pejabat
Yang tempo hari menawarkan si wanita tua
Sebuah rumah susun di pinggir kota
-
Bayangan itu mendekat
Sekonyong-konyong dengan kedua tangan membentang
Memeluk tubuh wanita tua
Yang justru mundur
Lantaran tak kuat
Dengan semerbak bau arak
-
Ah, negeri seberang ternyata tak jauh
Pikir wanita tua sembari merebut botol hampa
Dari genggaman si bungsu
Yang akhirnya pulang
0 Comments: