Judul Asli : Sekai kara Neko ga Kieta nara
Judul Terjemahan : If
Cats Disappeared from the World
Sutradara : Akira Nagai
Aktor/ Aktris : Takeru Satoh, Aoi Miyazaki
Waktu Rilis : 14 Mei 2016
Durasi : 103 Menit
Rating IMDb : 7.3/ 10
Oleh: Banyu Visandi Pangestu
14 Mei 2016 kembali dengan drama Jepang yang khas-khasnya romansa namun
tak melulu menyuguhi percintaan sepasang kekasih, melainkan drama hidup seorang
pemuda yang sayangnya harus kehilangan koneksi dengan orang-orang yang telah
mengisi hidupnya. Tidak, itu belum semuanya sampai teman hidupnya sendiri, Kyabetsu, hampir menghilang dari dunia.
Film ini diangkat dari novel bestseller berjudul sama karangan Genki
Kawamura, durasinya yang tak sampai dua jam cukup membuat penonton ‘tersiksa’
dengan alurnya yang tak linear. Kendati demikian bagi para penikmat film
bergenre speculative sci-fi,
hal seperti alur maju-mundur
sudah menjadi hal yang biasa disajikan di depan mata mereka. Tentunya hal ini menjadi
tantangan sekaligus hambatan bagi penikmat film drama namun awam dengan genre sci-fi.
Sekai kara Neko ga Kieta nara (If Cats Dissapeared from the World –red) mengisahkan
Takeru Satoh yang bekerja sebagai tukang pos.
Ia didiagnosis menderita kanker otak dan hanya memiliki sisa waktu satu hari sebelum akhirnya ia bertemu dengan iblis yang menjelma sebagai
kembarannya. Iblis itu kemudian menawarkannya kesempatan hidup dengan menghilangkan sesuatu dari
dunia. Namun hal ini justru menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri apakah ia
lebih memilih eksistensinya atau menghapus semua memori indah yang ia miliki. Termasuk memori bersama Aoi Miyazaki yang menjadi cinta pertamanya.
Pada
film ini, penonton ‘dipaksa’ memahami konsep multiverse bahwa sesungguhnya ada banyak alam semesta lain. Konsep
tersebut menerangkan bila seseorang meninggal maka mereka hanya menghilang dari
dunia. Namun, mereka tetap eksis di alam-alam lainnya.
Film ini
memiliki sajian konten yang apik karena tak hanya membuat kita bertanya
mengenai esensi hidup namun juga menyajikan landscape
yang sedap dipandang mata, seperti tata kota Hakodate serta kuburan unik
yang ada di Buenos Aires.
Angle
pengambilan gambar yang terbilang mirip film Another Earth serta kesamaan digunakannya filter vintage kebiruan menjadikan
film ini layak dari segi visual maupun ceritanya. Hanya saja, kelemahannya
terletak pada sedikit kakunya para tokoh non-utama serta ceritanya yang seakan
berputar-putar sehingga membuat penonton jemu. Namun ketika kita mencoba
tenggelam dalam pilunya para tokoh maka kita akan mendapatkan pengalaman
tersendiri yang kita takkan bisa dapatkan pada drama mainstream Hollywood.
0 Comments: