(Dok. https://pixabay.com) |
Oleh : Ratna Widyawati
Teruntuk kamu, yang namanya kulantunkan dalam setiap doaku..
Tak pernah terpikirkan dalam benak ini sebelumnya, memiliki rasa seperti ini.
Jujur aku belum pernah merasakan perasaan semacam ini sebelumnya.
Aneh?
Iya memang aneh.
Bahkan akupun tak mampu menjelaskan perasaan apa ini sebenarnya.
Untukmu..
Teruntuk nama yang sering kulantunkan dalam doaku..
Mungkin saja aku yang terlalu berharap lebih padamu.
Berharap akan terbalaskannya rasa ini.
Hingga aku sendiri yang terperosok lebih jauh dalam ketidakpastian dan kegusaran hati.
Tapi tahukah kamu? Betapa seringkali hati ini gusar dan cemas tatkala menunggumu..
Menunggu akan kepastian dari rasa ini.
Jujur berulangkali kucoba hapus semua tentang bayanganmu dan kenangan kita.
Tapi sangat sulit, sekuat hati, tenaga dan pikiran ku coba lakukan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, ingatan tentangmu semakin kuat.
Tuhan..
“Bantulah aku tuk menghapus bayangannya dalam setiap mimpiku. Bantulah aku dalam menghapus semua kenangan dengannya. Jika kelak dia bukanlah jodohku dan bukan imam untuk kehidupanku.”
Teruntuk kamu yang kusebut..
Aku selalu berdoa, aku berdoa supaya aku bisa menghapusmu dalam memori ku.
Karena aku takut.
Aku takut terlalu berharap lebih, dan berada dalam ketidakpastian.
Semua mungkin mudah jika aku mengungkapkannya padamu.
Tapi, aku bukanlah wanita yang berani berucap. Aku hanyalah wanita yang berani berdoa.
Berdoa akan kehadiranmu dalam kehidupanku kepada Rabb-ku.
0 Comments: