Ilustrasi.VISI/Fauzan |
Adanya aksi titip absen di kalangan mahasiswa sudah
menjadi rahasia umum. Hal ini dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Litbang LPM VISI pada Maret 2016 lalu. Pada riset yang
melibatkan 75 mahasiswa FISIP UNS tersebut diperoleh hasil bahwa
lebih dari 2/3 mahasiswa menyatakan pernah melakukan titip absen. Riset yang dilakukan
dengan menggunakan metode accidental
sampling ini juga mengungkap
berbagai alasan mahasiswa titip absen, mulai dari terlambat masuk, agar bisa
ikut ujian, hingga untuk dikenal rajin oleh dosen.
Salah satu penyebab
tingginya angka pelaku TA adalah karena sistem absensi tanda tangan di FISIP
sendiri yang rentan untuk dimanipulasi. Berdasarkan data yang telah ada, VISI
bertanya kepada salah satu mahasiswa FISIP mengenai pendapat tentang penggunaan absensi dengan model tanda tangan. Danty Yunia, mahasiswi Periklanan angkatan 2016 ini menilai
sistem
absensi tanda tangan saat ini belum
efektif, karena dirinya masih sering menjumpai mahasiswa yang titip absen.
“Belum efektif, karena masih bisa titip absen. Harusnya pake
elektronik, misalnya sidik jari atau scan wajah. Titip absen itu dilema
juga, karena kalau tiba-tiba dosen nggak masuk tapi disuruh absen kasihan
yang rumahnya jauh. Seharusnya aturannya diperjelas” jawab Danty kepada VISI, Senin (20/3/2017).
Menanggapi penilaian mahasiswa
mengenai sistem yang ada, VISI menemui Aris
Surjananto selaku Kepala Sub Bagian Akademik FISIP
UNS. Ia mengatakan bahwa sebenarnya bukan sistemnya yang salah, namun lebih ke
arah kesadaran mahasiswanya sendiri. “Itu terjadi dari personnya, bukan aturan yang ada,” ujar Aris ketika ditemui VISI di ruangannya, Senin (20/3/2017).
Ketika ditanya mengenai apakah ada kemungkinan digantinya
mekanisme absensi yang ada saat ini, Aris mengungkapkan bahwa pihak kampus sedang melakukan uji coba
mekanisme absensi baru. Sistem Absensi baru
ini akan menggunakan gadget milik
dosen sebagai pengganti kertas presensi. “Saat ini di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Teknik sedang ada uji coba mekanisme absensi dengan menggunakan gadget,” jelas
Aris.
Mengenai cara kerja sistem absensi tersebut, ia menjelaskan bahwa dosen hanya perlu menekan nama – nama mahasiswa yang
masuk pada tampilan di gadget, dan
secara otomatis akan masuk ke dalam database
di siakad. “Jadi, dosenlah yang akan
memberi tanda kehadiran mahasiswa dengan cara mengklik satu per satu nama
mahasiswa yang hadir dan data tersebut akan masuk ke dalam siakad,” imbuh Aris.
Aris juga mengungkapkan
bahwa apabila uji coba presensi dengan menggunakan gadget ini dirasa berhasil, maka mekanisme absensi baru dengan menggunakan gadget akan diterapkan untuk seluruh fakultas di UNS.
Laras Andini, mahasiswi FMIPA jurusan Teknik Informatika mengaku
sudah pernah mendengar mengenai absensi berbasis gadget tersebut, namun dosennya belum ada yang menggunakan. “Kalo selama ini masih pakai
manual, tapi katanya dosenku emang
sudah mulai pakai itu. Kayaknya diuji
coba di jurusan lain deh,” tuturnya
ketika ditanya VISI, Selasa (28/3).
Lebih lanjut Laras berpendapat bahwa sistem yang bagus belum tentu dibarengi dengan
kinerja sumber daya manusia yang bagus pula.
Berbeda dengan Laras, Ratri Desy Mawarni, mahasiswi Fakultas Teknik, mengaku sama sekali tidak mengetahui tentang sistem absensi
yang sedang diuji cobakan di Fakultas Teknik. “Belum tahu. Menurut saya,
berarti itu menerapkan dan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini,” ungkap mahasiswi jurusan Teknik Kimia 2015 tersebut kepada reporter VISI, Selasa (28/3/2017).
Ratri juga berharap sistem absensi yang baru ini nantinya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dan dapat mengubah perilaku mahasiswa yang sering titip absen. Mekanisme sistem absensi dengan menggunakan gadget yang baru diuji coba di dua fakultas ini belum dapat dipastikan apakah akan berhasil atau tidak. Namun, semua pihak tentunya berharap agar uji coba sistem baru ini dapat memberikan angin segar terhadap probelmatika aksi titip absen. (Agung, Diah, Erna)
Ratri juga berharap sistem absensi yang baru ini nantinya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dan dapat mengubah perilaku mahasiswa yang sering titip absen. Mekanisme sistem absensi dengan menggunakan gadget yang baru diuji coba di dua fakultas ini belum dapat dipastikan apakah akan berhasil atau tidak. Namun, semua pihak tentunya berharap agar uji coba sistem baru ini dapat memberikan angin segar terhadap probelmatika aksi titip absen. (Agung, Diah, Erna)
0 Comments: