Suasana Pertunjukan Tari dalam acara Solo Menari 24 Jam di Pendopo ISI Surakarta, 29 April 2017. (Dok.VISI/Irma) |
lpmvisi.com, Solo - Institut
Seni Indonesia Surakarta (ISI Surakarta) kembali menyelenggarakan acara tahunan Solo Menari 24
Jam. Berlangsung selama 24 jam penuh, tepatnya pada Sabtu (29/04) pukul 06.00 WIB
hingga Minggu (30/04) pukul 06.00 WIB, acara yang sudah memasuki penyelenggaraan
ke-11 ini mengambil tema “Merayakan Migrasi Tubuh.”
“Makna tema tersebut (Merayakan Migrasi Tubuh—red), dari sisi penari, kita selalu bergerak. Jadi,
tubuh kita berpindah atau bermigrasi dari titik satu ke titik yang lainnya, dan oleh karena itu kita harus tetap
bisa menjaga kesinambungan dari
migrasi tubuh itu sendiri,” papar Mega Cantik Putri Aditiya selaku panitia Solo Menari 24 jam 2017.
“Persiapan Solo Menari 24 jam ini sudah dimulai awal tahun kemarin, jadi banyak banget (penari—red) yang sudah request sebelum pertunujukan ini dimulai. Saat itu juga mereka sudah mulai bisa mendaftar ke panitia untuk tampil di acara ini,” imbuh perempuan yang juga tergabung dalam Sapu Jagat Solo tersebut ketika diwawancarai VISI di sela-sela pelaksanaan Solo Menari 24 Jam 2017.
Acara
Solo Menari 24 Jam 2017 resmi dibuka
dengan pemukulan gong oleh rektor
ISI Surakarta,
Sri Rochana Widyastutieningrum. Kemudian, acara dilanjutkan dengan
pertunjukan tiga orang penari yang
berasal dari daerah berbeda. Ketiganya adalah Danang Pamungkas dari Solo, Anter Asmorotedjo dari Yogyakarta, serta Asep Sulaiman dari Bandung.
Pertunjukan tari 24 jam non-stop ini disajikan guna memuaskan keinginan para pengunjung
yang bahkan
sebagian di antaranya rela berbondong-bondong datang dari luar kota. Ada pula pertunjukan teater yang
dilaksanakan pada malam hari di Teater Besar ISI Surakarta yang letaknya
berseberangan dengan Pendopo
ISI Surakarta.
Para pengunjung Solo Menari 24 jam juga mengaku
antusias dengan acara yang berlangsung di Kawasan ISI Surakarta tersebut. Mega (19),
salah seorang pengunjung dalam acara Solo Menari 24 Jam 2017 menyampaikan responnya terhadap acara ini.
"Menurut
saya event ini sangat bagus dan dapat juga sebagai sarana edukasi anak-anak
yang ikut menonton acara ini, saya suka,"
tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Veni (21)
yang juga turut berkunjung dalam acara yang sama.
“Acara
ini bagus, untuk mengenalkan kebudayaan kita kepada masyarakat luas,” ungkap perempuan yang juga
merupakan mahasiswa STAIN Surakarta tersebut.
Digelarnya Solo Menari 24 Jam juga sekaligus menguatkan
momentum Hari Tari Sedunia yang jatuh tiap tanggal 29 April. Tentu banyak pihak berharap acara
tahunan ini akan terus ada di tiap tahunnya
untuk melestarikan serta mengenalkan kembali
kepada masyarakat mengenai kebudayaan dan kesenian tari di Indonesia. (Irma)
0 Comments: