Suasana hari pertama Pesta Film Solo 7. Pesta Film Solo merupakan acara pemutaran dan diskusi film yang diselenggarakan KINE KLUB FISIP UNS. (Dok.VISI/Andi) |
lpmvisi.com,
Solo –
KINE KLUB FISIP UNS kembali menyelenggarakan acara pemutaran film Pesta Film
Solo (PFS). Mengambil tema Ruang Kaca, PFS yang sudah memasuki penyelenggaraan ketujuhnya ini diagendakan berlangsung pada Kamis
(11/5/2017) hingga Sabtu (13/5/2017) bertempat di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah,
Solo.
Seperti penyelenggaraan sebelumnya, PFS 7 melakukan
pemutaran beberapa film karya dalam negeri maupun film komunitas, serta diskusi
seputar dunia perfilman. KINE mendatangkan beberapa pembicara, antara lain
Fajar Nugros selaku sutradara film Cinta Brontosaurus, Pritagita Arianegara
yang menyutradarai film Salawaku, serta Djenar
Maesa bersama Kan Lume selaku sutradara film hUSh.
Kepada VISI,
Rakhmi Ilma selaku Humas acara menuturkan bahwa PFS diselenggarakan guna menyampaikan kepada masyarakat bahwa ada
2 jenis filmmaker, yaitu yang
mengikuti tren (menampilkan filmnya di layar lebar—red) dan yang memiliki idealismenya sendiri. Diharapkan agar
masyarakat kemudian tidak serta merta beranggapan bahwa film komunitas itu
jelek. Berbagai komunitas pecinta film dari berbagai
daerah seperti Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya juga turut berpartisipasi
memeriahkan gelaran PFS kali ini.
“Kebetulan memiliki background belajar perfilman, jadi kami sebisa mungkin turut
mengapresiasi apa saja perfilman Indonesia,” ungkap Koko, salah satu pengunjung
PFS yang berasal dari KINE ISI Yogyakarta.
Koko juga menambahkan kesan dan apresiasi
tingginya terhadap PFS kali ini yang menurutnya sudah dapat berlangsung sesuai
ekspektasi. Tak lupa pula ia menyampaikan saran untuk gelaran PFS kedepannya.
“Lebih digiatkan lagi promosinya. Sebagian besar
yang hadir kan tamu komunitas atau undangan. Sementara masyarakat (umum—red) mungkin kurang tau PFS itu acara
apa,” imbuh Koko.
Tirta Prabowo, mahasiswa FISIP UNS yang
menyempatkan diri datang pada hari pertama penyelenggaraan PFS 2017 juga
mengutarakan harapannya terhadap PFS.
“Kalau untuk PFS sih mungkin semoga acara berikutnya bisa lebih berkualitas. Film-film
yang ditayangkan kalau bisa mungkin film yang ada unsur budaya serta nilai
moral atau pesan yang kuat,” pungkas Tirta. (Andi, Mekar, Yuni)
0 Comments: