Salah satu pertunjukan musisi kota pada acara exhibition Solo Batik Carnival yang berlangsung di Benteng Vastenburg pada Minggu (16/7/2017). (Dok.VISI/Laila) |
lpmvisi.com, Solo - Event tahunan Kota Solo, Solo Batik Carnival (SBC) yang merupakan ajang edukasi budaya kembali digelar. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pagelaran budaya yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat Solo ini diadakan selama tiga hari berturut-turut yaitu 14-16 Juli 2017. Sekitar 150 hingga 180 peserta turut berpartisipasi dalam acara yang sudah memasuki penyelenggaraan kesepuluhnya tersebut.
"Menurut budaya Jawa, dasawarsa merupakan pencapaian puncak prestasi, apalagi sepuluh tahun berturut-turut," jelas Sotama (61) selaku perwakilan panitia SBC 2017 saat ditemui VISI di salah satu stand batik pada Minggu (16/7/2017) kemarin.
Tahun ini, perayaan prestasi satu dasawarsa Solo Batik Carnival mengusung tema "Astimurti Kawijayan" yang merupakan kolaborasi tema-tema SBC sebelumnya. Sebelumnya, SBC pernah mengangkat beragam tema lain, seperti Wayang, Sekar Jagad, Topeng, Ratu Pantai Selatan, hingga Mustika Jawa Dwipa.
Tak hanya itu, panggung exhibition yang bertempat di Benteng Vestenburg juga turut menampilkan musisi-musisi daerah yang sekaligus menjadi penutup dari rangkaian acara SBC tahun ini. Suasana semakin meriah karena terdapat banyak stand makanan dan minuman di sekitar area panggung.
"Menurut saya dan panitia yang lain, kalau cuma grand carnival kan sayang sekali. Apalagi event ini hanya setahun sekali," ungkap Jessica selaku koordinator volunteer.
Meski persiapan panitia sangat mendadak, yakni hanya satu bulan, Jessica menilai acara tahun ini berjalan dengan lancar. Terlebih, antusias masyarakat terlihat semakin meningkat.
"SBC merupakan cerminan budaya Kota Solo. Kalau bisa, harus selalu ada dan lebih inovatif lagi setiap tahunnya," harap Jessica kemudian.
Selain sebagai hiburan masyarakat, SBC juga dinilai sebagai penyampai edukasi budaya Solo. Acara ini menyuguhkan kesenian batik Solo dengan kemasan modern yang disukai masyarakat. Apalagi tahun ini juga dilengkapi dengan penampilan Tari Gambyong dan Tari Golek Sri Rejeki yang merupakan tari tradisional Solo yang harus diperkenalkan dan dilestarikan.
"Tentunya ini sangat bermanfaat terutama untuk anak-anak agar lebih mengenal budaya daerahnya," ucap Sri (60) ketika diumpai VISI di kursi penonton pada acara penutupan. Kepada VISI, dengan bangga ia memperkenalkan anak cucunya yang ikut serta bersamanya.
Antusiasme masyarakat dari dalam dan luar kota, bahkan turis mancanegara dinilai cukup baik. Untuk itu, acara tahunan ini diharapkan dapat memberi manfaat serta pengaruh yang lebih besar kepada masyarakat terutama dalam hal edukasi. Tentu saja, dengan disertai peningkatan melalui inovasi yang lebih baik agar mampu menarik lebih banyak wisatawan hingga kancah internasional. (Laila,Erna)
0 Comments: