Minggu, 10 September 2017

SIPA 2017, Usung Kemeriahan dalam Tema Bahari

Penampilan dari Sanggar Seni Jinggo Sobo (Banyuwangi) di SIPA 2017 (Dok. VISI/Laila)


Lpmvisi.com, Solo - Hadir sebagai ajang edukasi budaya, acara tahunan Solo International Performing Art (SIPA) kembali berlangsung. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini pagelaran budaya yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat Solo tersebut mengusung tema Bahari Kencana Maestro Karya.
Penampilan Sanggar Seni Jinggo Sobo (Banyuwangi) di SIPA 2017 (Dok.VISI/Laila)


Menurut keterangan Rendra (22) selaku panitia bagian koordinator, ekosistem laut yang mulai menurun kualitas lingkungannya menjadi salah satu alasan tersendiri dipilihnya tema kelautan untuk acara SIPA tahun ini. Acara yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut, yakni pada 7-9 September 2017 di kawasan Benteng Vastenburg itu juga menampilkan pertunjukan yang lebih variatif baik dari delegasi lokal maupun luar negeri. Beberapa delegasi tersebut seperti dari Banyuwangi, Banyumas, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, serta masih banyak lagi.

"Lebih variatif. Negara yang sebelumnya belum ada jadi ada," tandas Rendra ketika ditemui VISI di sela-sela pertunjukan, Sabtu (9/9/2017).

Hanoi Solo Artist dari Vietnam (Dok.VISI/Laila)

Tak hanya itu, panggung SIPA yang yang didesain berbentuk kapal layar Dewa Ruci ini sukses menghipnotis penonton. Acara puncaknya pada Sabtu,  (9/9/17) diramaikan dengan suguhan teater musikal Nor Slip Art Sprouts (Thailand), Sanggar Seni Jinggo Sobo (Banyuwangi), Silhoutte Art Performance (Malaysia), La Salle Teatro Gundegan (Filipina), Sangga Seni Tiara Selatan (Bangka Belitung), Hanoi Solo Artist (Vietnam) dan diakhiri closing ceremony oleh walikota Solo FX Hadi Rudyatmo. 

Mita (19), salah satu penonton yang ditemui VISI di tengah-tengah acara menuturkan jika tahun ini SIPA tahun ini lebih meriah ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Wanita yang mengaku telah melihat pertunjukan SIPA selama tiga tahun berturut-turut ini menilai salah satu penyebab SIPA edisi kali ini lebih menarik adalah semakin banyaknya pertunjukan tarian.

Penampilan La Salle Teatro Gundegan dari Filipina (Dok.VISI/Laila)

Sementara itu Buyung (21), yang baru kali ini menonton penutupan SIPA 2017 beranggapan pertunjukan SIPA 2017 cukup meriah karena banyaknya jumlah delegasi yang ikut menyemarakan acara tersebut. Ia juga berharap kemeriahan yang lebih untuk acara SIPA berikutnya serta delegasi-delegasi yang lebih variatif lagi dari negara-negara lain.

"Saya berharap lebih banyak lagi delegasi-delegasi dari negara lain untuk ditampilkan, juga lebih banyak penampil budaya dari Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku," pungkasnya. (Laila, Sekar)

SHARE THIS

0 Comments: