Lokasi Pameran Arsip Lagu Indonesia Raya di Kawasan Lokananta, Kamis (12/10/2017). (Dok.VISI/Metta) |
lpmvisi.com,
Solo – Perum Percetakan Negara Republik Indonesia
(PNRI) cabang Surakarta masih membuka Pameran Arsip Lagu Indonesia Raya hingga Kamis
(19/10/2017) pekan depan. Pameran kali ini telah resmi dibuka sejak Kamis (12/10/2017)
kemarin dan dapat dikunjungi hampir setiap hari, kecuali Sabtu dan Minggu.
Berlokasi
di kawasan studio rekaman sekaligus museum Lokananta, sekitar 20 literasi lagu
Indonesia Raya tersuguh dalam pameran ini. Dengan menyuguhkan beragam artikel,
dokumentasi rekaman ulang Lagu Indonesia Raya, buku-buku rujukan mengenai lagu
Indonesia Raya, biografi, dan beberapa materi lainnya, pihak Lokananta slaku penyelenggara
acara ingin masyarakat luas dapat mengenal Lagu Indonesia Raya secara lebih
mendalam.
“Kalau dari Lokananta
sendiri, kami ingin masyarakat mengetahui cerita-cerita di balik lagu Indonesia
Raya karena itu merupakan identitas bangsa kita, sehingga semua orang harus tahu,”
Jelas Danang ketika diwawancarai VISI di sela-sela pembukaan pameran, Kamis
(12/10/2017) kemarin.
Pameran Arsip Lagu Indonesia
Raya juga menyajikan beberapa lagu yang pernah direkam di Lokananta sebagai
bentuk pengenalan aset-aset audio yang dimiliki studio rekaman tertua di Indonesia
itu. Pihak panitia menyediakan snack dan minuman bagi para pengunjung yang datang. Untuk masuk ke area pameran, pengunjung juga tak dibebani biaya tiket masuk sepeserpun. Lebih lanjut, Danang juga menyampaikan bahwa pameran ini diselenggarakan
sebagai sarana bertukar informasi mengenai seni dan budaya yang berbentuk
kearsipan.
“Kami ingin mengajak
masyarakat, entah itu perseorangan maupun komunitas untuk berbagi informasi,
data, arsip, serta hal-hal yang sifatnya seni dan budaya sehingga nantinya bisa
membentuk suatu bank data,” imbuh Danang.
Tifani (19), salah seorang
pengunjung pameran mengaku tertarik dengan acara kali ini. Meski begitu, ia
menyayangkan karena arsip yang ditampilkan tak banyak. Selain itu ada pula beberapa studio yang tak dibuka.
"Pamerannya (arsipnya-red) sedikit. Banyak studio-studio yang nggak dibuka," keluh Tifani. (Atta, Metta)
0 Komentar