Salah seorang peserta Desi sedang membagikan nasi pada warga Solo pada Kamis (22/03). (Dok. Pribadi) |
Lpmvisi.com,
Solo – Untuk
kedua kalinya, Kementerian Sosial Masyarakat (Sosma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) menyelenggakan kegiatan sosial bertajuk Sedekah Nasi (Desi). Dengan menggandeng seluruh
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
di FISIP,
mereka membagikan nasi kotak pada sejumlah tukang becak yang berada di kawasan
Stasiun Jebres, Terminal Tirtonadi, dan Pasar Gedhe pada Kamis (22/03).
Untuk menyasar para tukang becak, Sosma BEM FISIP
menunjuk Stasiun Jebres, Terminal Tirtonadi, dan Pasar Gedhe sebagai tiga titik
utama pelaksanaan Desi −mengingat masih banyaknya becak yang beroperasi di
kawasan tersebut. Di setiap titiknya, terdapat empat hingga lima peserta Desi
yang bertugas. Mereka berboncengan motor untuk menuju setiap titik yang menjadi
wilayahnya. Pada pelaksanaan Desi kali ini, FISIP berhasil membagikan 90 nasi kotak serta air mineral.
Kementerian Sosma BEM FISIP telah menjadwalkan aksi sosial tersebut untuk dilaksanakan
setiap bulan−pada minggu ketiga−dengan
menargetkan
pembagian 30 nasi
kotak
serta air mineral di setiap wilayahnya.
“Kami
berharap bisa melakukan aksi berbagi nasi kepada orang-orang yang membutuhkan
di titik-titik keramaian Solo secara berkelanjutan dan masyarakat FISIP non-BEM pun bisa terlibat,”
ungkap Sinta Oktaviani, mahasiswi Program Studi Sosiologi, selaku Menteri Sosma.
Waktu pelaksanaan Desi dimulai saat menjelang Magrib dengan harapan nasi-nasi tersebut dapat dibagikan pada orang-orang
yang memang membutuhkan. Hal ini juga dilakukan untuk
menghindari tukang
becak yang mangkal berdampingan dengan tukang ojek karena ditakutkan dapat
memicu kerusuhan seperti yang pernah terjadi.
Panitia tidak memasukkan tukang ojek dalam daftar
sasaran karena tukang ojek telah dianggap mampu. Namun, bukan berarti hanya tukang becak saja, pemulung, penjual kerupuk, maupun penjual jamu pun ikut mendapat bagian.
“Maturnuwun nggih, Mbak, mugi berkah. Nika enten rencang kulo kalih, Mbak, mang paringi (nggih),” ujar salah seorang tukang becak saat dibangunkan oleh
peserta Desi. Maksudnya,
“Makasih ya,
Mbak, semoga berkah. Itu di sana
ada dua teman saya, tolong dikasih juga,”
Gayung
bersambut. Salah seorang temannya
pun rela untuk berlari-lari kecil menyeberangi jalan di kawasan Tirtonadi demi
sekotak nasi yang bisa menjadi pelipur lara setelah seharian bekerja menanti
dan mengantar penumpang. (Mae)
0 Comments: