Peserta kelas Sinau Dongeng antusias mengikuti kegiatan pada kelas mendongeng dengan Rona Mentari. (Dok.Visi/Naila) |
Lpmvisi.com, Solo – Sejak pagi, Warung Inspirasi Manahan telah ramai oleh pengunjung. Wanita dan pria,
orang tua dan remaja, duduk takzim mendengarkan pembicara yang menyampaikan
materi. Sesekali mereka berdiri, bernyanyi sambil bertepuk tangan.
Organisasi nonprofit Doing Project mengadakan
kelas ‘Sinau Dongeng’ pada Sabtu (13/04/19). Bertempat di Warung Inspirasi
Manahan. Pembicara kelas mendongeng ini didatangkan dari Rumah Dongeng Mentari, yaitu storyteller profesional Rona Mentari yang berasal dari Yogyakarta.
Acara ini diramaikan oleh peserta yang
sebagian besar adalah orang tua atau pengajar. Namun tak sedikit pula yang
datang dari kalangan karyawan swasta yang tertarik untuk belajar mendongeng.
Kebanyakan peserta mengetahui acara ini dari akun sosial media Doing Project
dan juga akun sosial media Rona Mentari di Instagram.
Salah satu peserta mempresentasikan gambar yang dibuatnya dalam kegiatan praktik metode mendongeng dalam kelas Sinau Dongeng. (Dok. VISI/Naila) |
Di acara tersebut, para peserta diajari
mengenai berbagai teknik dalam mendongeng, mulai dari cara berekspresi, suara,
intonasi, gestur, hingga pernafasan. Peserta juga diajari tentang bagaimana
cara menarik perhatian audiens mulai dari anak kecil hingga dewasa, agar tertarik pada
dongeng yang disampaikan. Dalam sesi tanya jawab, Rona Mentari juga banyak menceritakan
pengalamannya dalam mendongeng dari dulu hingga sekarang. Ia berkata bahwa siapapun
dapat mendongeng, karena setiap orang adalah pendongeng.
Rona Mentari yang sudah berkecimpung
dalam dunia mendongeng sejak bertahun-tahun lalu, menyampaikan materi pada siang
itu secara asyik dan menarik. Seluruh peserta dianggap seperti teman. Sesekali mereka diajak berinteraksi untuk meramaikan suasana. Para peserta terlihat antusias
mendengarkan dan melakukan aktivitas-aktivitas kecil dalam ruangan.
“Acaranya seru banget. Aku bisa dapat
banyak ilmu tentang mendongeng dan dapat banyak teman baru juga.” ujar Khoir
(25), salah satu peserta Sinau Dongeng yang datang dari Boyolali.
Para peserta yang datang ke Sinau
Dongeng rata-rata memang memiliki minat dalam bidang mendongeng. Namun ada juga
peserta yang datang karena perannya sebagai orang tua yang ingin belajar
dongeng demi ingin mendongengi anaknya. Contohnya saja Erin (30) yang merupakan
salah satu peserta Sinau Dongeng asal Sukoharjo. Ibu Muda ini memiliki
keinginan untuk dapat mendongengi anaknya yang masih berumur 3 tahun sehingga
ia datang ke acara tersebut dengan harapan bisa mendapatkan banyak ilmu
mengenai mendongeng.
Sinau Dongeng ini sukses diselenggarakan
oleh kawan-kawan Doing Project yang juga dibantu oleh para volunteer acara yang
biasa di panggil dengan sebutan Peri. Sinau Dongeng menjadi salah satu dari rangkaian
acara Purana Festival yang pertama kali diadakan di Solo. Rangkaian acara dari
Purana Festival sendiri meliputi Kereta Purana Goes To School, Sinau Dongeng,
dan Pagelaran Dongeng Solo. Puncak acara Purana Festival akan diadakan pada 20
April 2019 di Taman Cerdas Soekarn-Hatta, Jebres, Solo. Purana yang berasal
dari bahasa Sanskerta ‘Puraana’ yang artinya cerita kuno, festival ini
menggiatkan kembali budaya bercerita sebagai bentuk afeksi kepada satu sama
lain.
Irul (22) yang merupakan ketua
pelaksana Purana Festival memiliki harapan dengan diadakannya acara ini, ia
bersama kawan-kawan dapat menghidupkan kembali budaya mendongeng di kalangan
masyarakat terutama bagi anak-anak. Mahasiswa DKV UNS ini bersama
kawan-kawannya di Doing Project sebelumnya juga sering melakukan kegiatan rutin
dongeng keliling dan juga workshop dongeng di sekitar Solo. (Naila,
Ola)
0 Comments: