Kemeriahan Solo Indonesia Culinary Festival (SICF) yang digelar mulai Kamis (04/04/2019) di Benteng Vastenburg. |
Lpmvisi.com, Solo – Solo Indonesia Culinary
Festival (SICF) merupakan acara tahunan kota Solo yang selalu di gelar saat memasuki bulan
April. Acara ini diselenggarakan mulai Kamis (04/04/2019) dan akan berakhir Minggu (07/04/2019).
Event ini digelar terbuka di Benteng Vastenburg, Kedung Lumbu,
Pasarkliwon, Kota Surakarta, dan terbuka gratis untuk umum. Tahun
ini merupakan tahun SICF spesial karena dimeriahkan oleh 206 booth makanan dan minuman. Selain itu juga disediakan 7000
porsi tengkleng gratis, nasi timlo, sosis solo serta dimeriahkan oleh berbagai acara menarik lainnya.
Acara ini diadakan dengan tujuan agar masyarakat mencintai makanan kuliner
Indonesia, khususnya kuliner Solo itu sendiri.
Salah satu sudut dalam Benteng Vastenburg. |
Acara berlangsung meriah dengan berdirinya panggung yang
besar ditengah lapangan sebagai pusat komando acara. Melalui panggung ini, Grand Opening dilaksanakan dan melibatkan Menteri pariwisata RI dan Walikota Solo. Pada panggung ini pula digelar art and music performance, serta beberapa perlombaan yang
diselenggarakan seperti vlog competition, photo comprtition, cooking competition, dsb.
Tentunya melalui hal tersebut, diharapkan dapat meningkatkan antusias pengunjung sebab mereka tak hanya
disugguhkan kenikmatan kuliner Solo saja, melainkan juga pertunjukan hiburan dan
perlombaan.
Daryono, salah seorang panitia penyelenggara menyatakan "Harapan saya untuk masyarakat khususnya anak muda mengenal kuliner Indonesia
khususnya Solo, dalam hal ini juga termotivasi untuk berwirausaha di bisnis
kuliner sehingga mampu membanggakan egara dan juga kota melalui acara ini." Besar harapan beliau ,
ada feedback yang bagus dari masyarakat mengenai acara ini.
Acara ini juga disambut hangat oleh berbagai pedagang
kuliner serta UKM (Unit Kegiatan Masyarakat) yang mengisi stand-stand
makanan. Wahyono, salah satu peserta SICF berkata "Saya sangat
mengapresiasi acara ini sebagai ajang pengenalan kuliner tradisional. Bahkan
menurut saya event seperti ini yang ditunggu oleh para pedagang dan juga
masyarakat tiap tahunnya." Wahyono mengaku telah mengikuti event ini selama 5
tahun berturut-turut dan merasa senang dengan adanya acara ini.
Namun, pernyataan yang cenderung berbeda dilontarkan oleh dua orang
pengunjung bernama Sola dan Iccha. Mereka datang ke acara ini dengan tujuan untuk hunting foto.
Mereka berkata "Sangat senang dengan acara ini namun kesan kuliner nya kurang
kental, dibuktikan dengan masih banyak stand makanan modern. Acaranya juga
sudah dimulai namun jalanan masih becek dan beberapa kursi belum tertata rapi,
mungkin kedepannya masih harus ditingkatkan perihal kesiapan acara."
Meskipun begitu, adanya makanan modern dalam festival ini bukanlah hal yang
perlu dipermasalahkan oleh peserta itu sendiri. "Sah-sah saja karena saya mengakui ada dua bidang penjual makanan di festival
ini, ada tradisional dan juga modern" ujar Wahyono.
Meski acara ini ramai pengunjung, namun keamanan di area festival tidak perlu dikhawatirkan. Hal tersebut karena banyaknya pasukan keamanan yang
berjaga. Selain itu, masyarakat juga dimudahkan dengan adanya peta stand makanan di
pintu masuk kedua, sehingga pengunjung tidak akan tersesat dan dapat langsung memilih tempat mana yang akan dituju. Dan juga beragam banner event juga menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi pengunjung yang hendak berfoto namun tidak ingin berlama-lama mengantri. (Tiara)
0 Comments: