Salah satu sudut pameran "Air Mata Air Bengawan". (Dok. Visi/Nova) |
Lpmvisi.com, Solo - Bentara
Budaya Solo kembali mengadakan kegiatan pameran fotografi yang bertajuk "Air
Mata Air Bengawan" pada Selasa (10/09/2019) hingga Kamis (19/09/2019) di
Balai Soedjatmoko.
Pameran kali ini
diadakan karena diharapkan mampu mengangkat kembali kebesaran Sungai Bengawan
Solo, sungai terpanjang di Jawa. Hasil karya yang dipamerkan di sana berasal
dari seniman atau fotografer yang berasal dari Solo, Yogjakarta, Jakarta dan
sekitarnya. Ada sekitar 34 seniman atau fotografer yang ikut andil dalam pameran
tersebut, seperti misalnya Andry Prasetyo, Dodi Sandradi, Boy Harjanti, dan
lain sebagainya. Event digelar dengan
serangkaian acara mulai dari pembukaan di Hari Selasa, diskusi buku dan juga
pemutaran film.
Pihak Bentara Budaya
Solo sengaja mengundang seniman atau fotografer guna mengirimkan hasil karya
mereka yang sesuai dengan tema. Setiap seniman atau fotografer mampu
menyumbangkan 1-4 karyanya. Kemudian diadakan proses kurasi oleh para kurator yang
telah dianggap ahli pada bidang tersebut, hingga akhirnya karya dapat dipamerkan
pada kesempatan kali itu.. Para pengunjung yang datang sebagian besar merupakan
warga Solo sendiri yang beberapa di antaranya juga merupakan penikmat atau pecinta
seni fotografi.
Salah satu pengunjung
pameran, Budi (50) beranggapan bahwa acaranya tersebut cukup menarik baginya, "Temanya
sudah bagus, tapi sisi artistiknya saja yang menonjol, harusnya sisi isi atau
pesan sosial yang harusnya ditonjolkan," ujar Budi
Pada hari pertama, pameran
berlangsung dengan meriah dan ramai oleh pengunjung karena dibuka langsung oleh
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. AN-PLUCK Band juga turut hadir untuk
memeriahkan pembukaan pameran di hari tersebut. Pada hari Kamis, pameran juga
diselingi oleh diskusi dengan tajuk yang sama dengan judul pameran. Dengan
mengundang Subur Tjahjono yang merupakan editor buku “Ekspedisi Bengawan Solo”
dan Prof. Soeprapto Soedjono sebagai salah satu fotografer sekaligus Dosen ISI
Yogyakarta, diskusi membahas tentang pameran dan sedikit menyinggung mengenai buku
Ekspedisi Bengawan Solo. Diskusi dimoderatori langsung oleh Risman Marah yang
juga merupakan praktisi fotografi.
Bentara Budaya Solo
sendiri menjadikan pameran sebagai acara rutin bersama dengan agenda-agenda
lain seperti “Keroncong Bale”, “Klenengan Selasa Legen”, dll. Dengan mengusung
konsep dan menggaet seniman yang berbeda-beda di setiap eventnya, Bentara Budaya Solo selalu mampu menarik masyarakat Solo
untuk hadir tiap bulan maupun setiap tahunnya ke Balai Soedjatmoko. (Nova, Stella)
0 Comments: