Materi yang disampaikan oleh salah satu pembicara dalam kelas interaktif Impact 2020(Dok.Mayang) |
Lpmvisi.com, Solo – Webinar Impact 2020 sukses digelar secara daring sejak Sabtu (26/09/2020) hingga Minggu, (27/09/2020). Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) dengan Kementerian Media dan Informasi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS). Impact 2020 diselenggarakan melalui aplikasi Zoom dan disiarkan secara streaming melalui kanal Youtube BEM FISIP UNS.
Acara yang mengusung
konsep virtual workshop ini memiliki tiga kelas interaktif, yaitu
Communication Skills, Critical Thinking, dan Design Class. Acara
ini turut menghadirkan pembicara di setiap kelasnya seperti Rory Asyari,
seorang jurnalis senior, Ma'ruf El Munir, Podcaster ‘Pikir2 Lagi’, dan
Sandi Prastowo, Freelance Graphic Designer.
Dengan mengusung tema “Elevate
Your Skills Enhance Your Passion”, diharapkan supaya acara ini dapat meningkatkan
skill yang telah dimiliki serta mengembangkan passion yang telah
ada dalam diri peserta.
Kelas Critical
Thinking dilaksanakan di hari pertama, (26/09/2020), mulai pukul 10.00
hingga 12.00 WIB. Dengan menghadirkan Ma’ruf El Munir sebagai pembicara,
peserta terlihat antusias mengikuti kelas pengembangan ini. Hal ini terlihat
dari antusias peserta ketika sesi tanya jawab dibuka. Dalam pemaparannya,
Ma’ruf mengungkapkan bahwa berpikir kritis tidak sama dengan kritikus.
Menurutnya, kemampuan berpikir kritis sangat penting di tengah banjirnya arus
informasi dewasa ini. Berpikir kritis penting bagi kita untuk menilai dan
memilah mana informasi yang tepat dan akurat.
Acara di hari pertama dilanjutkan dengan kelas Communication Skills bersama Rory Asyari, yang dilaksanakan pada pukul 13.30 hingga 15.30 WIB. Di dalam kelas ini, Rory memaparkan tentang seputar ilmu public speaking yang bisa dipelajari oleh semua orang. “Public speaking bukan ilmu yang very complicated dan bukan dikuasi oleh mereka yang terlahir ‘ceprot’ sebagai seorang public speaker, nggak ini bisa dipelajari, bisa dilatih,” ujar Rory. Ia juga menjelaskan tentang 3 tingkatan dalam public speaking, yaitu menginfomasikan, membujuk, dan membujuk. Serta bagaimana kiat-kiat dalam berbicara di depan umum.
Peserta Webinar Impact 2020(Dok.Impact2020) |
Meski dilaksanakan secara daring, sebanyak 123 peserta yang hadir tetap antusias mengikuti jalannya acara. "Excited pastinya, karena acara ini memberi banyak sekali pengetahuan baru dan bekal tentang bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan baik di depan umum/khalayak. Juga dengan adanya acara ini kita dapat belajar bagaimana cara membuat audience merasa tertarik dengan apa yg kita sampaikan dan mengetahui tips bagaimana menciptakan impresi yang baik kepada audiens pada awal kita menyapa dan memperkenalkan diri pada mereka (audiens -red)," ujar Mutiara Helmina, Mahasiswa Komunikasi Terapan, Sekolah Vokasi UNS.
Hal senada juga diungkapkan Ilman Abdurahman, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS, "Setelah mengikuti acara Impact 2020 dengan tema Communication Skills, aku belajar hal baru tentang dunia public speaking. Aku mendapatkan banyak insight baru bahwa public speaking adalah sebuah show yang perlu disiapkan,” ujarnya saat ditemui VISI.
Untuk kelas desain
dilaksanakan di hari kedua, Minggu, (27/09/2020) dengan menghadirkan Sandi
Prastowo sebagai pembicara. Dalam kelas itu, Sandi mengungkapkan, “Sense
desain itu bukan bakat! Desain itu bisa dilatih,” tulis Sandi di salah satu
slide presentasinya. Ia juga mengatakan jika seseorang ingin berhasil dalam
menekuni desain, kuncinya adalah mau berlatih dan terus berlatih. Sandi sudah
membuktikan hal itu. Ia juga memerlukan banyak latihan untuk mencapai di posisi
yang sekarang.
Selain bercerita tentang perjalanannya di dunia desain grafis, Sandi juga membagikan beberapa tips dan trik seputar desain yang menarik kepada para peserta. Tak sampai di situ, ada juga diberikan cara untuk mencari ide dan membuat komponen-komponen yang masuk dalam bagian desain grafis. Sandi juga membantu para peserta untuk semakin yakin bahwa semua orang bisa mendesain.
Peserta kelas desain
mengaku sangat senang karena mendapatkan ilmu baru. “Sangat senang. Jujur saja
saya mendapat ilmu yang sangat banyak, dapat tips dan trik juga dalam membuat
desain,” ujar Evelyn, peserta asal Karanganyar saat dihubungi VISI.
Hal yang senada juga dikatakan oleh Hasnia, peserta asal Pati, “Aku jadi tau desain yang menarik menurut orang-orang itu kayak gimana. Terus aku menyimpulkan, kalau mau belajar desain itu yang penting coba-coba dulu, daripada tidak sama sekali,” ungkapnya saat dihubungi VISI.
Di akhir sesi, Sandi mengatakan “Desain itu bukan bakat. Yang penting bisa teman-teman asah terus, nanti juga dapat hasilnya,” pungkasnya. (Mayang, Vinda)
0 Comments: