(Dok.Indah) |
Oleh:
Indah Sonia Siregar
Mahasiswa
UIN Sumatra Utara, Fak. Ilmu Sosial, Jur. Ilmu Komunikasi/Jurnalistik Sem.VI
Pendidikan
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pendidikan
merupakan hak setiap warga negara. Hal itu tercantum dalam UUD 1945 Pasal
31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.
Artinya, pendidikan itu adalah hak mutlak untuk setiap warga sesuai dengan
uraian pembukaan UUD 45 alinea ke 4 yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Namun
faktanya, tidak semua anak di Indonesia dapat mengenyam pendidikan. Hal itu disebabkan oleh
belum adanya pemerataan pendidikan baik dari segi tenaga pengajar, fasilitas,
sarana, prasarana, hingga siswa-siswanya yang kelak menjadi generasi penerus
bangsa. Banyak anak yang tidak sekolah dengan alasan yang bermacam-macam. Ada yang yang terhambat
karena akses jalan ke sekolah terlalu jauh, ada pula yang terhambat kemiskinan.
Sering
kita lihat baik itu di media telivisi, surat kabar, radio dan media massa lainnya tentang betapa mirisnya
nasib banyak
putra-putri
negeri ini. Hanya untuk menuntut ilmu, mereka harus bejalan jauh melewati titi
dan bahkan diharuskan menyeberangi sungai. Mengerikan memang melihat
mereka harus bertaruh nyawa demi mendapatkan hak mereka yaitu menuntut ilmu.
Hal
ini memang seharusnya sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memperbaikinya.
Tapi, apakah ini hanya menjadi tugas pemerintah semata? Tentu tidak. Kita
sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang memiliki ribuan suku dan budaya yang
berbeda tapi tetap satu, dapat ikut andil dalam membantu pemerintah
menanggulangi hal tersebut. Lalu, dengan cara apa kita dapat membatu?
Menjadi
relawan adalah salah satu kontribusi yang besar. Ikut membantu dalam meminimalisir kurangnya
pemerataan pendidikan yang masih menjadi pe-er
negara akan segera terselesaikan kalau saja masyarakatnya, terutama anak
mudanya, mau bergerak. Bukankah Bapak Proklamator Indonesia juga pernah
menyampaikan, “berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari
akarnya berikan aku satu pemuda, maka kuguncangkan dunia”?
Kemerdekaan Indonesia juga tidak lepas dari perjuangan para pemudanya. Itulah bukti bahwa anak muda berperan penting
dalam maju tidaknya suatu negara. Pemikiran mereka yang terus berubah mengikuti
zaman yang ada, merupakan kunci negara untuk terus bertransformasi menjadi negeri
yang lebih baik lagi.
Gerakan
Indonesia
Mengajar menjadi pelopor anak muda untuk membentuk lebih banyak komunitas
relawan di bidang pendidikan. Sampai sejauh ini pergerakan anak muda dalam
mengabdikan dirinya untuk negeri makin ramai. Dimulai dari pergerakan relawan yang bersifat kedaerahan hingga nasional. Mereka berkumpul menjadi
satu dan menghasilkan solusi-solusi baru untuk persoalan pendidikan yang kian
tertinggal.
Tak
hanya itu, baru-baru ini sedang viral putri Indonesia yang baru terpilih pada 6
Maret 2020, Ayu Maulidia, yang ternyata terlibat dalam kegiatan sosial lewat
program Senyum Desa. Senyum Desa adalah sebuah komunitas independen sosial yang
bertujuan untuk menigkatkan kesetaraan pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan
kemanusiaan.
Tercatat
Indonesia menjadi negara paling dermawan dari 148 negara yang disurvei Giving
Index 2018 oleh Charties Aid Foundation (CAF). Indonesia mendapat skor
tertinggi di bidang donasi untuk amal dan sukarelawan. Apakah semboyan kita,
Bhinneka Tunggal Ika masih bertahan? Terbukti sampai sekarang semangat gotong
royong kita masih menjadi perhatian dunia. Berkat siapa? Tentu berkat
masyarakatnya, berkat anak mudanya yang melakukan pergerakan membantu negara
tanpa mengharap
bayaran ataupun penghargaan. Dapat memberi guna bagi negara dan dapat
melihat senyum anak bangsa sudah cukup bagi para relawan.
Ikut melakukan
aksi mengabdi menjadi relawan merupakan cara yang baik bagi anak muda untuk memperbaiki
pendidikan. Hal
ini karena bagi yang beruntung mendapatkan
pendidikan sudah seharusnya berbagi apa yang didapat. Dengan mengabdi, setidaknya
dapat mengurangi beban pemerintah dalam pemerataan tenaga pendidik. Hal ini
karena tenaga pendidik merupakan faktor utama dalam permasalahan ini. Ada
anggapan bahwa anak yang cerdas merupakan hasil didikan seorang guru dan seorang
guru lah yang dapat menuntun anak-anak bangsa ini menuju cita-citanya yang
tinggi.
Kita
sebagai orang Indonesia sudah seharusnya ikut andil membangun bangsa, agar Indonesia dapat
menyelesaikan salah satu tujuannnya sesuai yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 Alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita anak muda
yang telah beruntung mendapatkan pendidikan tinggi tidaklah rugi jika sedikit
berbagi. Apa lagi
untuk negeri sendiri. Ingatlah apa yang seharusnya kau berikan untuk negara
bukan hanya apa yang negara berikan untukmu.
0 Comments: