(Dok.Vika) |
Lpmvisi.com, Solo – Perayaan
satu dekade Pesta Fim Solo (PFS) menandai 10 tahun berproses menjadi sebuah gerbang untuk menampilkan dan
mengapresiasi film nusantara karya sineas Indonesia.
PFS 10 ini
diselenggarakan oleh Kineklub Fisip Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 8-10
April 2021. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, PFS kali ini digelar secara
daring melalui laman bicaraevent.id. Hal ini dikarenakan pandemi
Covid-19 yang tidak memungkinkan acara untuk diselenggarakan secara luring.
“Penggunaan
web dipilih agar konsep dan tema acara bisa didesain sehingga pesan bisa
tersampaikan dengan baik. Selain itu juga bertujuan untuk menjaga keamanan film,”
ujar Agustina Nur Hapsari selaku Ketua Panitia
PFS saat ditemui VISI, Kamis (8/4/2021).
Agustina menuturkan
tema yang diusung dalam PFS kali ini ialah Gerbang Waktu. Agustina mengatakan
tema ini bermaksud untuk mengajak penonton memaknai waktu dengan lebih baik,
menyadari eksistensi waktu, dan melihat dinamika waktu. Implementasi dari tema
tersebut adalah melalui gerbang layar alternatif dan film-film yang diputarkan
dalam Pesta Film Solo.
Lebih lanjut,
Agustina mengatakan penyelenggaraan PFS secara daring mampu menghadirkan
penonton dan pecinta film dari berbagai penjuru Tanah Air. Selain itu, penonton
juga tidak dipungut biaya sepeserpun.
“Sebenarnya target kita lebih ke komunitas dan
warga Solo, tapi karena daring maka jangkauannya lebih luas. Kalau komunitas
kita ada program spesial temu komunitas jadi ngobrol-ngobrol bersama komunitas pecinta film,” sambung
Agustina.
Secara
keseluruhan terdapat beberapa rangkaian acara diantaranya Pemutaran Film Tematis,
Focus On, Kelas Virtual, Temu Komunitas, serta Pemutaran Film Utama. Selain itu
terdapat juga diskusi film dengan pembicara Kamila Andini, Jason inskandar,
Richard Oh, dan Arfian Purnama.
Pesta Film Solo kali ini tetap mendapat antusiasme dari
penonton meskipun digelar secara daring. Salah satunya adalah Yuli Dewi
Safitri, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Yuli mengaku
tertarik untuk mengikuti kegiatan PFS karena dapat menonton film yang baru
pertama kali ditonton. Ia juga senang karena acara PFS kali ini digelar secara
daring dan juga gratis.
“Aku
suka sekali mengikuti agenda PFS (Pesta Film Solo -red) meskipun kali
ini digelar secara daring dan bebarengan dengan jam kuliah. Menurut saya dengan
hadirnya PFS ini, kita jadi tahu kalau karya film dalam negeri itu banyak
banget. Semoga tahun depan bisa digelar secara luring,” ungkap Yuli saat
dihubungi VISI, Kamis (8/4/2021). (Vika, Clarisa)
0 Comments: