Lpmvisi.com, Solo – Kasus meninggalnya Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Gilang Endi Saputra (21) usai
mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Resimen
Mahasiswa (Menwa) menuai tanda tanya dari berbagai pihak mengenai kronologi kejadian.
Meskipun Menwa belum angkat bicara, jajaran
Rektorat UNS merilis kronologi kematian mahasiswa Sekolah Vokasi tersebut
melalui konferensi pers yang digelar Selasa (26/10/2021).
Kronologi tersebut disusun berdasarkan
pengakuan panitia pada Senin (25/10/2021) saat dikumpulkan oleh pihak kampus dan dimintai
keterangan oleh Polsek Jebres dan Polresta Solo.
“Kami
akan menyampaikan apa yang kami ketahui yang bersumber dari pengakuan pihak
panitia” ujar Direktur Reputasi Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto.
Sutanto mengatakan Diksar
sedianya dilakukan
tanggal 23 – 31
Oktober 2021. Kegiatan dimulai pada
tanggal 23 Oktober. Agenda pada hari itu ialah penyambutan
pada pukul
06.00 WIB
dan berakhir pukul
23.00 WIB. Sutanto
mengatakan acara dilaksanakan di lingkungan kampus UNS.
“Penyambutan
ada di markas mereka. Kemudian bergerak ke GOR Kampus, lalu ke Musala Fakultas Teknik. Dari
Musala Fakultas Teknik
kemudian menuju jembatan di danau,” jelas Sutanto.
Menurut Sutanto, Gilang
mengikuti seluruh kegiatan di hari itu.
Tetapi Gilang sempat mengeluhkan kram di kakinya. Pihak Menwa pun menyikapi dengan
mencarikan seorang pendamping. Hingga
titik itu, Sutanto mengatakan belum ada tanda-tanda kelelahan.
Pada
tanggal 24 oktober, kegiatan dimulai dari subuh untuk senam senjata dan apel
pagi. Setelah itu, kegiatan diksar mulai dilakukan di luar kampus, yaitu di
jembatan jurug.
“Kegiatannya
saya tidak tahu apa namanya, meluncur menggunakan tali dari atas ke bawah,” lanjut Sutanto.
Sutanto menambahkan Gilang masih
mengikuti kegiatan tersebut. Setelah selesai
dan kembali ke kampus, panitia menuturkan Gilang mengeluhkan sakit punggung. Pada pukul 14.00 WIB, Gilang mendapat perawatan berupa kompres di bagian dahi.
Disinggung
mengenai informasi
kesurupan yang diduga sempat terjadi dan telah beredar di media sosial, Sutanto mengatakan pihaknya
tidak tahu
mengenai hal tersebut.
“Kami
tidak pernah mengatakan ada kejadian kesurupan. Kami tidak pernah pengeluarkan statement
ini. Kami juga tidak tahu
apakah statement ini keluar dari pihak panitia sendiri atau memang
orang-orang di sekitar
mengatakan bahwa yang bersangkutan (Gilang
-red) mengigau dalam keadaan tidak sadar,” sambung Sutanto.
Pukul 21.00 WIB panitia berinisiatif untuk
membawa Gilang
ke RSUD Dr. Moewardi.
Pukul 22.05 WIB, menurut pengakuan panitia, Gilang sudah
tidak bernafas. Kondisi saat itu
sedang di dalam mobil menuju rumah sakit. Setibanya di RSUD
Dr. Moewardi, Gilang
dinyatakan meninggal.
Pihak keluarga akhirnya mendapat kabar kematian Gilang
pada Senin dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Buntut
dari kasus ini adalah pihak UNS akan menghentikan semua kegiatan UKM yang berkenaan dengan fisik.
“Sementara
ini kita hentikan semua kegiatan fisik di dalam maupun di luar kampus. Kemudian,
ke depannya praktik-praktik kemenwaan di kampus akan kita evaluasi, disesuaikan
bahwa kampus bukan seperti militer,”
pungkas Sutanto. (Muthia).
0 Comments: