Dok. Pinterest |
Oleh: Amelia Erlintang
Waktu itu masih terbesit di ingatanku
Dimana aku bersikap tak acuh pada anakmu
Aku memendam marah yang mendalam
Mengucapkan sumpah serapah dalam kebisuanku
Tapi demi tuhan, aku benar-benar menyesal untuk itu
Aku tau tak seharusnya aku seperti itu
Entah mengapa, kau hadir di mimpiku
Dua malam sebelum kepergianmu
Kau seperti berkata kau akan kembali kerumah
Ke rumah Sang pencipta
Tapi sungguh aku tak enak hati untuk menceritakan itu
Ya, menceritakannya pada anakmu
Sekitar pukul satu, aku menjengukmu
Dan saat itu pula aku tahu bahwa nafasmu sudah sangat susah
Terlihat sudah kau bernafas dari tenggorokan
Tetapi bodohnya aku yang masih saja gengsi untuk mencium keningmu
Kening seseorang yang sudah melahirkan malaikat untukku
Dan beberapa jam setelahnya, aku melihat kau sudah terbujur kaku
Aku telah kehilanganmu untuk selama-lamanya
0 Comments: