Judul : Escape from Mogadishu | Tahun Rilis : 2021 | Sutradara : Ryoo Seung Wan | Durasi : 121 menit | Rating IMDB : 7,3
(Dok. Internet)
Hingga saat ini, Semenanjung Korea masih terbagi menjadi dua bagian, Utara dan Selatan. Tapi ternyata, para duta besar dua bagian Korea itu pernah bersatu dalam usaha mereka keluar dari Mogadishu, Somalia ketika ada pemberontakan pada tahun 1991.
Dalam film terbaru karya Ryoo Seung Wan yang tayang tahun 2021 di Korea Selatan, Escape from Mogadishu, digambarkan suasana Mogadishu yang berantakan karena pemberontakan. Di akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, duta besar Korea Selatan, Han Sin Seong, sedang berusaha mendapatkan keanggotaan Korea Selatan di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Namun, pada tahun 1991 terjadi pemberontakan di Somalia yang mengakibatkan para duta besar dan keluarga beberapa negara yang ditempatkan di Somalia terjebak hingga kesulitan mendapatkan bantuan karena akses komunikasi yang terputus. Korea Selatan dan Korea Utara termasuk yang harus bertahan di tengah kerusuhan. Kala itu, para perwakilan dari Korea Utara meminta bantuan kepada Korea Selatan. Dengan banyak pertimbangan dan kehati-hatian, Korea Selatan menyetujui permintaan Korea Utara. Kedua belah negara itu pun bekerja sama untuk bisa mencari bantuan demi keluar dari kekacauan di Somalia.
Film yang diperankan oleh Kim Yoon Seok, Jo In Sung, Heo Joon Ho, dan Koo Kyo Hwan ini memotret bagaimana rasa kemanusiaan itu ada bahkan diantara dua pihak yang bukan sekutu. Ketika dihadapkan pada saat yang sulit, bersama-sama lebih baik daripada hanya berjuang sendiri. Pergolakan hati jelas terlihat oleh Korea Selatan di film ini. Mereka harus tetap mengambil langkah tepat, tetapi juga merasakan kehangatan saat bersama-sama dengan saudara sekaligus musuh mereka. Escape from Mogadishu mengajarkan penontonnya tentang tolong-menolong tanpa melihat sisi apapun kecuali karena mereka adalah manusia. Menahan ego karena setiap orang punya hak untuk dibantu dan kewajiban untuk membantu.
Film ini dengan apik membawakan pesannya. Disamping itu, sinematografi yang disuguhkan juga memanjakan mata para penikmat film laga dengan sisipan drama yang tidak berlebihan. Meski berkisah tentang hubungan antarnegara, cerita yang ditampilkan tidak rumit karena lebih berfokus pada usaha Korea Selatan dan Korea Utara untuk keluar dari Mogadishu. Sayangnya, film box office Korea ini kurang menceritakan tentang kerusuhan di Somalia dan kejadian itu tidak lebih dari hanya latar tempat dan suasana. Sedikit komedi juga ditampilkan, namun terkesan tanggung. Escape from Mogadishu dengan sedikit pengetahuan sejarah di dalamnya adalah film yang pas untuk penyuka film dengan alur sederhana dan tidak berbelit-belit tanpa plot twist. (Anya)
0 Comments: