Lpmvisi.com, Solo — Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2022 resmi dibuka di Puro Mangkunegaran, Solo, pada Jumat (2/9/2022). FESPIN ke-9 yang mengusung tema “The Kingdom Umbrella” ini digelar selama tiga hari, yakni tanggal 2 hingga 4 September 2022. Berbagai grup seni dan komunitas kreasi yang berasal dari 50 kota/kabupaten di Indonesia turut serta mengikuti festival payung kali ini.
FESPIN 2022 menghadirkan parade berpayung nusantara, pameran foto kerajaan nusantara, payung tradisi Indonesia, payung kreasi, tari tradisi dan kontemporer, musik kontemporer dan etnik, umbrella fashion show, workshop, serta demo pembuatan payung. Selain itu, diadakan pula perlombaan berupa photo competition dan reels competition yang dibuka untuk masyarakat umum.
Dalam rangka merayakan lima tahun Sister-Festival antara FESPIN dengan Borsang Umbrella Festival, Sankampaeng Cultural Centre (SCC) dari Chiang Mai, Thailand turut hadir berpartisipasi dengan menampilkan beberapa tari tradisi Thailand serta mengenalkan berbagai makanan khas Thailand. Selain itu, Pooja Bhatnagar Dance Group dari India turut meramaikan acara ini dengan menampilkan Shri Ram Gaatha, suatu karya tari yang menceritakan tentang perjalanan spiritualitas.
Yang menjadi pembeda antara FESPIN ke-9 dengan acara FESPIN sebelumnya adalah adanya launching buku Payung Tradisi Nusantara. Buku ini berupa kumpulan esai yang ditulis oleh 29 penulis dari berbagai daerah di Indonesia yang berkisah tentang keberadaan payung tradisi di Jawa, Bali, Kutai Kartanegara, Luwu Makassar, hingga Aceh Tenggara. Buku Payung Tradisi ini merupakan buku FESPIN pertama yang menjadi roadmaps untuk FESPIN 10 tahun kedepan.
“Saya yakin buku yang bagus ini akan sangat bermanfaat bagi generasi penerus, terutama yang berkarya dalam bidang sejarah, literasi, dan karakter bangsa,” ujar Prof. Peter Carey, penulis Kata Pengantar dalam Buku Payung Tradisi Nusantara
Dalam sambutan sekaligus opening acara FESPIN 2022, Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kurleni Ukar, menyebut bahwa Kemenparekraf sangat mendukung penyelenggaraan event yang berkualitas sebagai media promosi tempat pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga mampu menjadi penggerak pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi dengan menerapkan 3G yaitu gerak cepat, gerak bersama, dan gerak potensi.
“Festival Payung Indonesia diharapkan menjadi event yang banyak melibatkan partisipasi masyarakat khususnya para pengrajin tradisi dan kreasi, beragam komunitas kreatif, pelestari seni tradisi, seniman kontemporer, fotografer, fashion designer, dan sebagainya, sehingga acara ini menjadi daya tarik wisata berkelanjutan. Dan diharapkan dengan adanya acara ini tempat wisata dan ekonomi kreatif bisa kembali bangkit,” ujar Kurleni Ukar. (Qisti/Salsa)
0 Comments: