(Suasana pelataran Balaikota
Surakarta saat malam pertunjukan/Dok. Royhan) |
Lpmvisi.com, Solo – Pada Jumat (17/02) malam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menyelenggarakan opera bertajuk "Adeging Kutha Sala" atau dalam Bahasa Indonesia artinya “Berdirinya Kota Solo”. Opera tersebut menyajikan kilas balik pemindahan ibukota Mataram Islam dari Kartasura ke Desa Sala yang kini menjadi Kota Solo, oleh Pakubuwono II.
Pamong Budaya Disbudpar, Hariyanto, menyebutkan bahwa pertunjukkan opera ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan tiap tahun. Akan tetapi ada sedikit perbedaan dalam segi alur pada pertunjukan yang ditampilkan tahun ini.
"Ada sedikit perbedaan pertunjukkan opera tahun ini dengan tahun-tahun sebelumya. Tahun sebelumnya hanya menyajikan sejarah Berdirinya Kota Sala, mulai dari pemindahan hingga berdirinya Kota Solo saja. Namun, opera kali ini menyajikan sejarah Kota Solo pasca Surakarta Hadiningrat didirikan." Ungkap beliau.
Pertunjukkan ini menghadirkan para seniman profesional
yang turut serta dalam memeriahkan kegiatan pada Jumat malam tersebut.
Hariyanto juga menyebutkan bahwa pentas ini juga melibatkan banyak dinas
ataupun instansi terkait, seperti Polres setempat dan Dinas Komunikasi dan
Informasi (Diskominfo)
(Gamelan dan Pesinden yang mengiringi keberjalanan pentas/Dok. Royhan)
|
Pentas "Adeging Kutha Solo" yang menjadi puncak acara sekaligus penutup dari seluruh rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Kota Solo ke-278 pada tanggal 17 Februari, acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengenalkan kebudayaan Kota Solo serta media edukasi bagi warga Solo dengan cara yang menghibur.
Hal ini tampak diamini oleh salah satu penonton di
sana, Kristiyasari Oktaviani. "Pertunjukkan ini sangat bagus dan
menghibur. Anak juga saya ajak agar dia kenal dengan sejarah kotanya serta
budayanya." Tuturnya saat menjelaskan kesan menonton opera ini, di
penghujung acara, Putri, salah satu penonton juga menyampaikan harapannya untuk
Kota Solo kedepannya agar Kota Solo menjadi semakin aman, terteram, dan juga
damai. (Royhan)
0 Comments: