(Tiket gratis film Star Syndrome dalam event yang dilangsungkan oleh Solo Radio/Dok.Bella) |
Lpmvisi.com, Solo –Tepatnya pada hari Kamis (8/6) kemarin, XXI Solo Square terlihat ramai akan orang-orang dari berbagai kalangan usia. Pasalnya, film garapan Mahakarya Pictures ini mulai tayang di layar kaca seluruh Indonesia dan telah siap untuk dinikmati. Sebagai salah satu media promosi dari film keluaran terbarunya yang berjudul “Star Syndrome,” Solo Radio ikut berpartisipasi dalam menjembatani dibagikannya hampir 1000 tiket gratis ini. Tak hanya sebagai penyelenggara event nobar, Solo Radio ini juga ikut serta dalam mempromosikan soundtrack - soundtrack dari film Star Syndrome.
Ketika diwawancarai Kamis lalu, Bapak Diki, salah satu pihak dari Solo Radio, mengatakan bahwa hal yang mendasari diadakannya event nobar gratis ini adalah karena kebetulan dari pihak Solo Radio sendiri memang menjalin kerja sama dengan Mahakarya Palictures. Untuk itulah mulai dari tanggal 8 - 9 Juni ini, sebanyak hampir dari 1000 tiket dibagikan gratis untuk seluruh pendengar Solo Radio dari berbagai rentang usia. Namun, ternyata dalam pelaksanaannya sempat ditemui beberapa kesulitan, misalnya saja dalam mencari banyak penonton untuk memenuhi kuota yang disediakan adalah suatu hal yang sulit. Oleh karena itu, selain mempromosikan secara online dan on air, pihak Solo Radio kemudian membuat suatu keputusan untuk menggaet beberapa komunitas agar makin banyak orang pula yang tertarik mengikuti event nobar gratis ini.
Hal menarik dari event nobar gratis yang diadakan Kamis kemarin adalah, ternyata mahasiswa UNS pun ikut ambil bagian dalam jalannya keberlangsungan acara ini. Agusti Nur Hanifah dan Yasmin Muna dari jurusan Ilmu Komunikas UNS angkatan tahun 2020 berpartisipasi dalam event ini sebagai pemenuhan syarat tugas untuk salah satu matkul Public Relation. Lebih lanjut, keduanya menjelaskan bahwa pada tugas yang harus dikerjakan tersebut, mereka diharuskan untuk membuat suatu strategic plan bagi suatu organisasi. Karena itulah, mereka memutuskan untuk mengambil kesempatan dalam berpartisipasi di event Solo Radio ini.
Satu kendala sama yang ditemui baik dari pihak Solo Radio atau kedua mahasiswa UNS yang ikut menjalankan event adalah dari pencarian partisipan. Kendala lain yang dialami oleh Hanifah ialah terkait karakteristik orang yang ditemui selama masa ia menjadi CP atau contact person. Sementara bagi Yasmin, kendala yang dihadapi adalah ketika orang-orang yang sudah booking tiket ternyata tidak dapat hadir, sehingga tiket yang sudah disediakan akan terbuang sia-sia.
Salah satu penonton yang mengikuti event ini adalah Aldini Pratiwi dari FH UNS 2021. Sebagai seorang perantau di Solo, baginya event yang diadakan oleh Solo Radio sangat menarik karena dapat membantunya untuk mengeksplor kota Solo lebih lagi, sekaligus mengenal bioskop-bioskopnya. Dengan durasi film 1 jam 53 menit, Aldini berpendapat bahwa selama menonton, ada banyak perasaan yang timbul, seperti di awal, film Star Syndrome dibangun dengan premis yang mengundang tawa, sehingga tak jarang, seisi bioskop pun penuh dengan gelak tawa karena adegan yang mengocok perut. Namun, dalam perkembangan alurnya, penonton dibawa mengeksplor berbagai macam perasaan lain seperti terharu serta sedih. Bagi Aldini, Star Syndrome dengan apik mengenalkan lebih dalam kepada penonton tentang industri musik terutama di Indonesia dan berputar pada masalah atau tiap problem yang bisa saja dialami oleh musisi pendatang baru maupun lama. (Shirley)
0 Comments: