(Para Pelakon Wayang Orang yang menampilkan pertunjukan di Gedung Wayang Orang Sriwedari/Dok. Lia) |
Lpmvisi.com,
Solo - Pagelaran Wayang Orang Sriwedari telah menjadi
acara rutinitas harian dari pemerintah Kota Surakarta guna menggaungkan
kebudayaan pada masyarakat. Kolaborasi antara sutradara Billy Aldi Kusuma beserta tim mampu
mempersembahkan pagelaran wayang bertajuk “Setya Kencana” dengan apik pada Rabu
(2/8/2023). Sekitar 400 tiket terjual habis sebelum pukul 20.30 WIB. Pagelaran
yang diselenggarakan di Gedung Wayang Orang Sriwedari, Jl. Kebangkitan Nasional
No. 15 Surakarta tersebut masih diminati oleh masyarakat hingga kini.
Berdasarkan pemaparan Inul (57), salah satu staf
Seni Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pemerintah Kota Surakarta,
pagelaran Wayang Orang Sriwedari telah digelar jauh sebelum pandemi COVID-19
merebak. Antusias penonton pagelaran wayang orang Sriwedari pasca COVID-19
tergolong cukup tinggi, bahkan kini lebih didominasi oleh anak muda. Hal
tersebut terlihat dari peningkatan
hampir 90%, yang mana sebelum pandemi hanya terisi 50 kursi, sedangkan sekarang
mencapai 400 kursi, bahkan pada akhir pekan mencapai 700 kursi. Penontonnya pun
tidak hanya berasal dari warga lokal, tetapi juga dari luar kota bahkan
mancanegara.
Pagelaran Wayang Sriwedari semenjak COVID-19
dilakukan secara rutin tiap harinya dengan tajuk cerita yang berbeda. Jadwal
dan lakon yang dimainkan dapat diakses oleh penonton melalui postingan akun
instagram wayang orang sriwedari berupa poster. Cara mengecek tanggal main
lakon yang akan dimainkan pun cukup mudah, hanya dengan melihat urutan nomor
yang tertera pada poster yang diunggah dalam akun Instagram wayang orang
sriwedari.
“Dengan adanya poster yang diunggah, ini akan
memudahkan penonton untuk datang menonton pagelaran sesuai dengan tajuk yang
diinginkan. Strategi promosi yang kami gunakan memang melalui instagram karena
kami melihat tren anak muda sekarang lebih banyak berkembang di sosmed. Untuk
reservasi tiket pun cukup mudah karena bisa langsung datang ke loket mulai jam
7 malam atau bisa juga reservasi online melalui whatsapp, tetapi untuk
pembayarannya tetap dilakukan secara langsung”, jelas Inul.
Pagelaran wayang pada umumnya berlangsung
semalam suntuk hingga pagi, namun pagelaran Wayang Orang Sriwedari hanya
memakan waktu 3 jam. Pintu masuk Gedung Wayang Orang Sriwedari dibuka pada
pukul 19.30 WIB, menariknya penonton akan langsung disambut dengan ramah oleh
Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta yang bertugas untuk mengantarkan
penonton menuju bangku sesuai dengan
nomor kursi yang telah direservasi. Tidak lama setelah opening gate, para tim karawitan mulai memainkan gamelan dengan
selaras. Suguhan alunan musik gamelan
tersebut mampu menambah kehangatan dan kedamaian sembari penonton
menunggu lakon yang akan segera pentas. Tepat pukul 20.04 WIB lakon yang
bertajuk Setya Kencana pun mulai tampil di atas panggung.
Setya Kencana merupakan ratu kerajaan Mandrapura
yang gigih dan ambisius untuk menguasai beberapa kerajaan. Terdapat tiga
kerajaan yang ingin ditaklukan oleh Prabu Setya Kencana, yakni kerajaan
Ngawangga, Mandaraka, dan Madukara. Sayangnya, kerajaan Ngawangga telah
berhasil dikuasi oleh raja lain. Prabu Kenya Setya Kencana pun mengutus patih
perempuannya, Kenya Retnatadi, mengirim surat menuju kerajaan Mandaraka yang
dipimpin oleh Prabu Salya.
Sementara itu, kondisi kesehatan Prabu Salya
sedang menurun. Mendengar kabar tersebut, arjuna pun berinisiatif untuk
mendatangi Prabu Salya untuk melihat keadaannya langsung. Namun, di tengah
perjalanan menuju Kerajaan Mandaraka, Arjuna dihadang oleh beberapa Raksasa
hutan. Raksasa hutan yang ingin membunuh Arjuna pada akhirnya mampu dikalahkan
karena arjuna kuat dan Punakawan yang sigap turut serta mengusir Raksasa
tersebut.
Keadaan Prabu Salya semakin menurun setelah
mengetahui adanya surat dari Prabu Kenya Setya Kencana yang mengajak berperang.
Layaknya patih kerajaan, Prabu baladewa murka atas surat tantangan dari Prabu
Kenya Setya Kencana. Prabu Baladewa memutuskan untuk segera bergegas menghadapi
Prabu Kenya Setya Kencana bersama Rukmana dan Burisrawa. Prabu Baladewa yang
mengetahui rombongan Prabu Kenya Setya Kencana ( Prabu Kenya Setya Kencana,
Patih Birawa Dendha, dan bala punggawa kerajaan Mandrapura) melakukan perjalanan
menuju kerajaan mandaraka pun segera menghadang mereka di tengah hutan. Prabu
Baladewa tidak mengira sebelumnya jika pemimpin kerajaan yang ingin merebut
kerajaan Mandaraka adalah seorang perempuan. Ia cukup kewalahan ketika
menghadapi Prabu Kenya Setya Kencana meskipun berhasil mengalahkan seluruh bala
punggawa kerajaan yang dipimpin Prabu Kenya Setya Kencana. Prabu Baladewa
akhirnya mengakui kegigihan dan kekuatan ratu kerajaan Mandapura.
Sosok Prabu Kenya Setya kencana menjadi cerminan
seorang perempuan yang ulet dalam merealisasikan ambisinya. Apapun rintangan
yang harus dilalui akan dihadapinya dengan berani tanpa ada keraguan sedikit
pun, termasuk untuk mengalahkan laki-laki dalam perang. Prabu Kenya Setya
Kencana membuktikan bahwa tidak hanya laki-laki yang mampu memimpin kerajaan,
bahkan perempuan pun dapat menaklukkan beberapa kerajaan sehingga daerah
kekuasaannya semakin luas.
Melalui pagelaran Wayang Orang sriwedari, pesan
moral dapat tersampaikan dengan baik. Bahkan menariknya lagi, para penonton
juga menunggu tampilnya Punakawan pada sesi gara-gara setiap lakon wayang orang
dimainkan. Punakawan yang terdiri dari Semar, Gareng, petruk, dan Bagong memiliki daya tarik sendiri atas lelucon
(jokes) yang dilakukan, baik melalui perkataan maupun tingkah lakunya. Jokes
ringan tersebut mampu memecah tawa penonton satu gedung. Tidak hanya menampilkan
jokes, Punakawan juga menyanyikan lagu atas permintaan satu rombongan penonton
yang berasal dari Boyolali, yakni Ploraris Drajitan. Permintaan tersebut
diajukan melalui tulisan yang telah dibungkus lalu dilemparkan ke atas panggung
oleh salah satu anggota rombongan tersebut. Guna memenuhi permintaan tersebut,
lagu Lali Janjine dan Tanjung perak pun dinyanyikan Punakawan dengan apik
meskipun secara spontan. Sayangnya setelah kedua lagu tersebut selesai
dinyanyikan, seluruh rombongan Ploraris Drajitan berbondong-bondong menuju pintu keluar. Meskipun
demikian, pagelaran Wayang Orang Sriwedari tetap berlangsung secara kondusif
hingga pukul 22.30 WIB.
Suasana di Gedung Wayang Orang Sriwedari semakin
hidup ketika Punakawan tampil di atas panggung. Hal ini dirasakan oleh Tere
(21), penonton Wayang Orang Sriwedari asal Kartasura. Tisa (19) mengungkapkan
bahwa ia merasa senang dapat menonton pagelaran Wayang Orang Sriwedari meskipun
pagelaran selesai cukup malam. Ia berharap semakin banyak orang yang berminat
dalam menonton pagelaran Wayang Orang Sriwedari. (Lia)
0 Comments: