(Masyarakat yang mengambil air di sumber mata air/ Dok. Herditya Sinta) |
“Alam
selalu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebaliknya, demi keuntungan pribadi,
manusia acuh terhadap kelestarian alam bahkan rela merusaknya ”
Keberlangsungan hidup manusia
juga dipengaruhi oleh keadaan alam sekitar. Tidak bisa dipungkiri manusia
memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia
mengambil, mengolah, serta menjual berbagai hasil bumi. Tak sedikit oknum yang
terus menerus mengeksploitasi sumber daya alam dalam jangka panjang. Manusia
menggunakan alam untuk mensejahterakan diri sendiri. Padahal, alam membutuhkan
manusia untuk menjaga keseimbangan. Bahkan mereka seolah acuh terhadap
keberlanjutan alam sekitar.
Kendati demikian, di tengah
gempuran eksploitasi tak berujung, segelintir orang masih peka untuk menjaga
kelestarian alam sekitar. Masyarakat Dusun Grenjeng contohnya. Di dusun ini
terdapat sumber mata air alami yang diberi nama Sumur Emas. Sumber mata air
Sumur Emas tidak pernah surut meski diambil dalam jumlah yang sangat besar.
Selain itu, air yang dikeluarkan dari mata air ini memiliki kandungan mineral
yang berlimpah dan dipercaya memiliki banyak manfaat. Sumber daya air ini
merupakan berkah tersendiri bagi masyarakat setempat.
Masyarakat Grenjeng
melestarikan mata air Sumur Emas dengan mengelola sumber daya air ini sendiri.
Masyarakat Grenjeng memilih untuk menjaga dan mempertahankan sumber mata air
Sumur Emas, meskipun kerap ditawar oleh perusahaan air minum dengan harga tinggi.
Mereka beranggapan jika Sumur Emas dibeli oleh perusahaan maka akan terjadi
eksploitasi besar-besaran. Serta masyarakat Grenjeng tidak dapat lagi mengambil
manfaat sumber mata air Sumur Emas ini. Selain itu, upaya lain yang dilakukan
masyarakat Grenjeng untuk menjaga kualitas air dengan melarang pendirian rumah
atau bangunan sejenis di daerah Sumur Emas. Mereka berkomitmen untuk terus
menjaga dan melestarikan Sumur Emas. Masyarakat Grenjeng berharap bahwa Sumur
Emas ini dapat menjadi sumber kesejahteraan warganya seperti air di Sumur Emas,
tidak pernah habis. (Sinta)
0 Comments: