(Gadis yang memeluk bulan/Dok. Pinterest) |
Teruntuk dirimu, gadis pemeluk bulan
Berselimut angin, beralas jerami
Terpejam lelap dalam rundungan beban
Mengharap mentari tersenyum kembali
Otak yang kau peras, tenaga yang kau kuras, demi kehidupan masa depan yang pantas Duduklah, nikmati kopi ini selagi masih panas, agar sedikit hilang rasa lelah dan cemas
Tanganmu terkepal dibalik dinding penjara Semangatmu membara laksana ksatria
Tak kan gentar meski ajal membayangi
Tak kan mundur meski algojo menghantui
Bulan yang kau peluk meneteskan air matanya seraya berkata,
"Oh gadisku, lanjutkan perjuanganmu! Wahai jelita, berikan senyuman terbaik kepada mereka! Teruslah melangkah maju, semesta merestuimu!"
Bulan merana menyeka air mata di pipi
Bintang bersaksi menyertai perjuangan sang putri
Malaikat turut bernyanyi dengan penuh harmoni
Menemani langkah kaki menuju altar duniawi
Teguh berdiri menantang para pemuka
Berpedang cita juga bertameng doa
Demi menegakkan bendera cinta di dalam jiwa
Semoga pesan ini menjadi penenang hati, Jangan pernah berhenti untuk bermimpi, Kutunggu kau di pelabuhan api.
0 Comments: