(Penampilan “Askara Dirandra” dalam acara Semarak Budaya Indonesia di Balaikota Surakarta pada Sabtu (11/5) / Dok. Ayesa) |
Lpmvisi.com - Semarak Budaya Indonesia telah memasuki hari kedua dalam penyelenggaraannya. Acara ini berlangsung di halaman Balai Kota Surakarta pada Sabtu (11/24) dengan mengusung tema Gelar Imaji Khatulistiwa. Tema tersebut mengandung nilai filosofis berupa kekayaan dan keindahan seni nusantara yang ditujukan dan diapresiasi oleh masyarakat dalam panggung terbuka.
Semarak Budaya Indonesia diselenggarakan oleh Solo International Performing Art Community (SIPA Community) sebagai wadah bagi para pegiat seni atau seniman di Indonesia untuk menampilkan kebudayaan dari ujung barat hingga ujung timur Nusantara dan menjadi acara rutin di setiap tahunnya. Apri (23), salah seorang panitia Semarak Budaya Indonesia, mengungkapkan bahwa dalam keberlangsungan acara ini, Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Surakarta dan pihak terkait turut andil dalam penyediaan fasilitas dan dukungan komunikasi.
SIPA Community berharap agar dapat terus memberikan ruang dan kesempatan bagi para pegiat seni dan seniman di Indonesia untuk turut melestarikan keanekaragaman budaya indonesia melalui tari tradisional, tari kontemporer, dan bentuk kreasi lainnya dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, terutama pelaku UMKM.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menggunakan open delegation, sistem keikutsertaan kontingen pada tahun ini menggunakan sistem undangan yang diberikan oleh pihak penyelenggara berdasarkan database tahun-tahun sebelumnya. Acara Semarak Budaya Indonesia hari kedua ini diramaikan oleh penari dan pegiat seni dari berbagai wilayah, baik di dalam maupun di luar wilayah Solo Raya. Terhitung 21 kontingen yang berasal dari 12 wilayah di Indonesia, seperti Sumatra, Kalimantan, Lombok, dan berbagai daerah di pulau Jawa turut hadir dan memeriahkan Semarak Budaya Indonesia yang ke-11 ini.
Salah satu kontingen yang berpartisipasi adalah Komunitas Damar Art Banyuwangi yang membawakan Tarian Tanjung Gemilang. Tarian ini menceritakan tentang pesona semerbak wangi bunga tanjung yang berasal dari hiasan sanggul seorang wanita yang gemirang atau bergembira. Lista (25), koreografer Tarian Tanjung Gemilang, mengungkapkan persiapan khusus untuk acara Semarak Budaya Indonesia telah dilakukan jauh-jauh hari. Komunitasnya telah mengikuti acara ini sejak tahun lalu. Lebih lanjut lagi, ia mengungkapkan tahun ini komunitasnya mendapatkan undangan, berbeda dengan tahun kemarin dimana komunitasnya harus melalui tahap seleksi yang diadakan oleh pihak Semarak Budaya Indonesia.
Amel (16), salah satu penari Tarian Tanjung Gemilang, mengharapkan acara Semarak Budaya Indonesia dapat menjadi wadah bagi perkembangan dunia seni. Kedatangannya ke acara ini bukan sekedar untuk tampil saja, melainkan juga untuk mengenal berbagai macam seni dari berbagai kontingen yang hadir dalam semarak pagelaran tersebut. Mengingat bahwa mayoritas peserta dari acara ini adalah pelajar, acara ini mempermudah penari untuk saling bertukar pikiran dan cerita tentang kebudayaan masing-masing. Selain itu, Amel berharap pihak Semarak Budaya Indonesia mampu membuka peluang yang lebih luas bagi sanggar-sanggar yang lain untuk tampil dalam pertunjukan ini. (Ayesa, Dhaniska)
0 Comments: