Sabtu, 06 Juli 2024

Pameran Karya Seni sebagai Bentuk Representasi Harapan di Masa Remaja

(Pengunjung sedang melihat-lihat beberapa karya seni yang ditampilkan di exhibition Artweek 2024 bertema ‘Masa Remaja’ (31/5) / Dok. Alya)

Lpmvisi.com, Solo —  Event Artweek yang dilaksanakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret (FSRD UNS) pada Mei 2024 ini menghadirkan tema 'In-Site: Garis Hidup', yang mengisahkan perjalanan hidup manusia pada karya-karya seni yang mereka pamerkan. Tema ini tentu saja akan berfokus pada memori setiap orang yang telah berkembang menjadi individu sepanjang waktu. Pameran ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu masa anak-anak, masa remaja, dan masa dewasa atau tua, sesuai dengan siklus kehidupan manusia, sehingga harapannya dapat membawa pengunjung ke memori-memori kehidupannya.


    Salah satu subtema pameran, yaitu “Masa Remaja”, merupakan babak yang paling menggambarkan mayoritas pengunjung yang merupakan mahasiswa. Tak dapat dipungkiri, acara ini berlokasi di tengah kampus lebih tepatnya di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret, yang pasti pameran ini penuh dengan pengunjung yang berstatus mahasiswa. Tema yang paling menggambarkan mayoritas pengunjung ini pastilah akan sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut arti mendalam di balik setiap karyanya. Lebih lagi, masa remaja juga dikenal sebagai masa-masa tak terlupakan dan yang paling memberikan pengaruh serta kesan dalam perjalanan hidup seorang manusia. 

    ‘Masa Remaja’ menggambarkan masa-masa kehidupan anak muda zaman sekarang. Karya-karya yang ditampilkan juga terdiri dari berbagai gaya seni, mulai dari realistis, simbolik hingga abstrak. Selain itu, diciptakan dari berbagai media seperti media konvensional hingga digital dan tentunya dari kacamata kaum generasi Z. Adanya media yang interaktif, pengunjung tak hanya dapat menikmati karya secara visual, tetapi juga acara dengan melakukan interaksi dengan media konvensional. Konsep dan visi berbeda-beda yang dibawakan oleh setiap pengkarya menciptakan keunikan dan sudut pandang yang unik pada setiap karya. Melalui karya yang dipamerkan ini, pengkarya menunjukkan refleksi dari ingatan pribadi serta perjalanan emosional yang ia lalui hingga di titik ini dalam kemasan karya seni autentik yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Jadi, karya-karya ini menunjukkan kehidupan setiap insan yang menggambarkan masa remaja. Adapun keberagaman art style dari setiap penulis yang memiliki tema dan maksud yang sama menjadikan penggambar beragamnya jalan dan emosional masa remaja untuk mencapai tujuan yang sama.


(Sejumlah ilustrasi digital yang dipamerkan di exhibition ‘Masa Muda’ pada Artweek 2024 / Dok. Alya)

    Karya seni pada pameran ini cukup beragam. Salah satu jenis karya seni yang tidak mungkin ketinggalan adalah berbagai lukisan yang dipajang. Kebanyakan karya lukisan pada pameran kali ini merupakan ilustrasi digital. Beberapa contoh ilustrasi digital tersebut adalah karya yang berjudul ‘Her Own World’ dan ‘Love Buzz’. ‘Her Own World’ merupakan karya dari Aziza Nur Khalida, seorang mahasiswa FSRD UNS. Karya ini mencerminkan sisi kehidupan lain seorang remaja yang sedang berada dalam fase memaknai kehidupannya dan mencari jati diri. Karya ini menggambarkan seorang gadis yang merupakan seorang putri kerajaan di kehidupannya, dengan makhluk-makhluk di sekelilingnya yang merupakan penggambaran jati dirinya, di mana ia memiliki sifat-sifat yang bervariatif yang diwakili oleh berbagai makhluk yang berbeda tersebut.


Di lain sisi, ada karya berjudul ‘Love Buzz’ oleh Irsyad Khairullah yang juga merupakan seorang mahasiswa FSRD UNS. Karya ini menggambarkan dua orang remaja yang sedang terhanyut dalam senja. Detail seperti sedikitnya objek, mata terpaku pada cakrawala, serta langit yang berwarna imaji dengan gabungan jingga, merah muda, dan ungu menciptakan kisah asmara yang tampak di antara kedua tokoh. Karya ini jelas menggambarkan bahwa di masa muda juga terdapat kisah cinta yang membekas di setiap insan.


(Karya seni instalasi berjudul ‘Titik Kumpul’ yang banyak digunakan oleh pengunjung pameran sebagai spot foto di Artweek UNS 2024 / Dok. Alya)

        Selain karya seni seperti ilustrasi, terdapat juga karya seni instalasi yang merupakan salah satu jenis karya seni kontemporer. Seni ini menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, dan suara, sehingga karya ini berukuran ruangan yang seluruh ruangnya dianggap sebagai satu kesatuan karya seni. Salah satu karya instalasi pada subtema ‘Masa Muda’ ini yang pasti sangat relate dengan mahasiswa adalah karya instalasi dengan judul ‘Titik Kumpul’ oleh mahasiswa FSRD UNS. Karya ini menyajikan visualisasi burjo yang merupakan tempat yang lekat dengan remaja/fase menuju dewasa, terlebih bagi mahasiswa. Burjo, tidak hanya sebagai tempat makan, tetapi juga sebagai ‘Titik Kumpul’ untuk mengerjakan tugas, mabar game, curhat, gosip, bahkan tempat untuk rapat mendadak. 


(Karya seni instalasi berjudul ‘back to 2000’s’ pada Artweek 2024 UNS / Dok. Alya)

Selain ‘Titik Temu’, masih ada lagi karya seni instalasi lain yang menjadi spot foto favorit pengunjung. Karya seni instalasi yang berjudul ‘Back to 2000’s’ ini merupakan karya oleh sekumpulan mahasiswa Kriya Tekstil angkatan 2021 FSRD UNS. Karya mereka merupakan instalasi interaktif, menitikberatkan fokus utama pada fashion 2000-an yang di mana Kriya Tekstil mempelajari tentang tren fashion yang sedang berkembang. Karya instalasi ini menghadirkan sebuah kamar remaja khas tahun 2000-an, lengkap dengan berbagai macam fashion yang tren pada masa itu. Lebih dari sekedar fashion, instalasi ini juga ingin menyampaikan makna tentang identitas, ekspresi diri, dan pemberontakan remaja di era 2000zan. Sehingga, sudah pasti bukan hanya remaja generasi gen-Z yang dapat menikmati pameran ini, tetapi generasi terdahulu yang merasakan masa remaja pada tahun 2000-an pun juga dapat menyelam kembali pada masa remajanya yang penuh dengan memori indah.


Secara keseluruhan, transisi yang dibawakan pada ‘Masa Remaja’ ini bersifat umum. Ada yang menggambarkan transisi dari anak-anak ke remaja dan ada juga yang menampilkan transisi dari remaja ke dewasa. Hal ini dapat dilihat dari karya yang menunjukkan struggle menuju kedewasaan. Ada juga karya yang menggambarkan masa-masa SMA, suatu transisi dari masa kecil ke remaja.


Kriteria karya yang diterima di dalam pameran ini yang terpenting adalah sesuai dengan tema yang akan dipamerkan. Maka pengkarya dapat memilih untuk memasukkan karyanya ke dalam masa anak-anak, masa remaja, maupun masa dewasa/tua. Lain halnya untuk masa remaja sendiri, tentu saja karya yang diambil adalah karya-karya yang dapat menggambarkan masa remaja dari sisi manapun. Karya yang sesuai tema telah diserahkan, karya tersebut akan ada kurasinya dulu oleh para dosen kurator. Karya yang telah dinilai sesuai tema dan cocok untuk masuk pameran atau tidak barulah karya tersebut lulus seleksi. Hal ini dikarenakan pengkarya yang dapat mengirim karya untuk dipamerkan bukan hanyalah mahasiswa, melainkan untuk umum, termasuk siswa SMP dan SMA jika karyanya sesuai dengan tema.


“Sebenarnya mungkin pesannya itu pengen setiap orang lebih menghargai kehidupan lagi. Terutama ‘Masa Muda’, mungkin karena sekarang kita mahasiswa ya jadinya menggambarkan banget. Intinya, pameran ini lebih ke membawa memori-memori mereka kembali dari masa anak-anak hingga masa tua. "Karena acara ini untuk umum sehingga memungkinkan kalangan dari berbagai umur untuk menikmati pameran karya ini,” ujar Syifa, seorang mahasiswi Desain Interior yang merupakan panitia dari divisi Partnership Artweek 2024. Harapannya pameran ini dapat memberikan inspirasi dan referensi yang bermanfaat bagi semua orang, serta membawa perubahan yang positif untuk kedepannya.


Event Art Week ini tak hanya menampilkan karya seni lukisan saja, tetapi juga dimeriahkan dengan sambutan rangkaian acara yang lain seperti live music dan bazar. Rangkaian acara ini bertujuan untuk menambah minat para pengunjung dan memberikan minat lebih pada kalangan remaja untuk datang menghadiri acara tersebut. Acara live music digelar sejak siang hingga malam pada puncaknya yang dihadiri sekitar 2000 orang dari berbagai kalangan. Tak hanya itu saja, bazar yang berderet di jalur masuk juga menggelar banyak pernak-pernik yang menghiasi setiap langkah dari pengunjung. Bazar tersebut menjual berbagia barang seperti gantungan kunci, lukisan dinding, nail art, tas, dan masih banyak barang-barang yang diminati oleh kalangan muda terutama mahasiswa. Acara ini sukses menarik minat dari mahasiwa untuk lebih tertarik kepada seni dan barang barang yang memiliki makna. (Alya, Zaky)






SHARE THIS

0 Comments: