(Ikon Memedi Sawah dalam event International Summit / Dok. Gita Alya) |
Surakarta, lpmvisi.com – “Memedi Sawah: A Golden Symbol of World Food Security” menjadi tema dalam event International Summit yang diadakan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi UNS. Acara ini diikuti oleh sembilan negara antara lain Indonesia, Netherlands, Suriname, USA, Poland, Madagaskar, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Rangkaian acara International Summit dimulai dari tanggal 24-25 September 2024. Acara ini menghadirkan pembicara dari kesembilan negara yang membahas tentang memedi sawah sebagai simbol ketahanan pangan.
Memedi sawah dipilih menjadi tema besar karena ia merupakan ikon simbolik sistem pertanian tradisional yang dari masa ke masa, bahkan dari ratusan tahun terus berkembang seiring dengan mobilitas orang jawa ke seluruh dunia. Ketika diwawancarai Prof. Sahid Teguh Widodo, M.Hum., Ph.D. selaku Ketua PUI Javanologi UNS mengatakan bahwa setiap tanah yang pernah ditempati orang jawa terdapat budaya dan sistem pertanian yang tradisional seperti disini. Bahkan di Madagaskar (Afrika) terdapat memedi sawah seperti disini. Dari hasil penelusuran yang dilakukan, maka terpilihlah memedi sawah sebagai simbol budaya yang tangible intangible.
“Memedi sawah itu satu simbol yang kami anggap kekal dan di mana-dimana ada, di Vietnam, di Thailand, Singapura, terus Belanda, terus ke Suriname, bahkan di Afrika pun ada,” terang Prof. Sahid Teguh Widodo, M.Hum., Ph.D. ketika ditanya mengenai alasan memilih memedi sawah sebagai tema. (25/9/2024)
Falfasah yang berusaha dibangun dari simbol memedi sawah adalah dibalik citra memedi sawah yang bengis dan ganas. Namun nyatanya, memedi sawah tidak memusuhi manusia, ia justru berusaha melepaskan manusia dari ketakutan. Prinsip Orang Jawa adalah hidup diantara tubuh dan Rohani. Orang jawa tidak sedikit pun memiliki alasan untuk membuat orang susah. Oleh karena, itu dalam memedi sawah yang tampak sebenarnya tidak bertujuan untuk menakut-nakuti tetapi untuk memproteksi. Banyak nilai-nilai yang muncul dalam memedi sawah. Memedi sawah tumbuh karena lisan. Seperti saat kecil ada larangan dari orangtua jangan nakal, nanti memedi sawah akan datang. Hal seperti inilah yang bertujuan agar kita tidak melanggar berbagai aturan.
Selain itu, naskah-naskah yang tersimpan tidak spesifik menjurus ke memedi sawah. Namun lebih ke persawahan maupun perladangan. Acara International Summit ini berusaha menghubungkan hal tersebut pada kemampuan Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan. (Herditya Sinta)
0 Comments: